Example floating
Example floating
BeritaDaerahPemkab TapselRilisSumutTapanuli Selatan

Atasi Sampah, PTAR Targetkan Sulap 10.000 Botol Plastik Jadi Ecobrik

18
×

Atasi Sampah, PTAR Targetkan Sulap 10.000 Botol Plastik Jadi Ecobrik

Sebarkan artikel ini
GMO & Deputy Director Operations PTAR, Rahmat Lubis (empat dari kanan), bersama Bupati Tapsel, Gus Irawan (berbatik, tengah), membuka workshop kreatif kelola lingkungan didampingi Pendiri Greeneration Indonesia & Waste4Change sekaligus Tenaga Ahli Menteri Lingkungan Hidup Bidang Pengelolaan Sampah, Mohamad Bijaksana Junerosano (empat dari kiri), manajemen Agincourt Resources, serta jajaran pemerintahan di Batang Toru
Buka Workshop: GMO & Deputy Director Operations PTAR, Rahmat Lubis (empat dari kanan), bersama Bupati Tapsel, Gus Irawan (berbatik, tengah), membuka workshop kreatif kelola lingkungan didampingi Pendiri Greeneration Indonesia & Waste4Change sekaligus Tenaga Ahli Menteri Lingkungan Hidup Bidang Pengelolaan Sampah, Mohamad Bijaksana Junerosano (empat dari kiri), manajemen Agincourt Resources, serta jajaran pemerintahan di Batang Toru. (Foto: Dok PTAR)

PIONERNEWS.COM, TAPANULI SELATAN – Memperingati Hari Lingkungan Hidup Sedunia, PT Agincourt Resources (PTAR), pengelola Tambang Emas Martabe, meluncurkan program inovatif bertajuk, ‘Aksi Bikin Ecobrick dari Hati untuk Bumi’ di Desa Garoga, Kecamatan Batang Toru, Kabupaten Tapanuli Selatan (Tapsel).

Pogram ini menargetkan pengumpulan dan pengolahan 10.000 botol plastik menjadi ecobrick, sembari meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap pentingnya pengelolaan sampah berbasis ekonomi sirkular.

General Manager Operations & Deputy Director Operations PTAR, Rahmat Lubis, menegaskan bahwa, inisiatif ini merupakan bagian dari semangat perusahaan dalam mendukung tema global Hari Lingkungan Hidup Sedunia 2025, yakni ‘Beat Plastic Pollution’.

“Aksi ini juga bagian dari tema besar kami, Living in Harmony, yang menekankan keseimbangan antara kinerja operasional, keberlanjutan lingkungan, dan pemberdayaan masyarakat,” ujar Rahmat usai peluncuran program, Rabu (02/07/2025).

Lanjut Rahmat, program ecobrick ini juga menjadi bentuk nyata dukungan PTAR terhadap target Nasional pengelolaan 50 persen sampah pada 2025 dan 100 persen pada 2029.

Rahmat memaparkan, sebagai mitra utama dalam program ini, empat bank sampah binaan PTAR turut berperan aktif dalam program ini. Mereka di antaranya, Bank Sampah Gocap, Bank Sampah Satahi, Bank Sampah Naposo Hamubaon, dan Bank Sampah Rap Hita Paias.

“Selama 6 hingga 8 bulan ke depan, keempat bank sampah ini akan menjalani pelatihan intensif bersama Waste4Change dan Bank Sampah Yamantab untuk memproduksi ecobrick secara mandiri,” imbuhnya.

Untuk memperkuat pemahaman masyarakat, PTAR juga menggelar Workshop Kreatif Kelola Lingkungan pada Kamis (03/07/2025) di Sopo Daganak, Kecamatan Batang Toru. Workshop ini diikuti oleh perwakilan sekolah Adiwiyata, komunitas peduli lingkungan, dan para penggiat Bank Sampah.

Rahmat mengaku, sejak mulai beroperasi 2011 lalu, PTAR konsisten menjalankan berbagai program pelestarian lingkungan. Salah satu langkah signifikan adalah membangun fasilitas pemilahan sampah (waste sortation facility/WSF) di dalam area tambang.

Rahmat mengatakan bahwa, selama periode Juni 2024 hingga Mei 2025, sekitar 71 persen dari total sampah yang masuk ke WSF berhasil didaur ulang atau dijual kembali. Fasilitas ini juga mengolah limbah menjadi produk bernilai ekonomi seperti eco enzyme, maggot, furnitur, dan kompos.

“Dua tahun terakhir, kami juga telah melarang penggunaan botol plastik sekali pakai di lingkungan kerja. Karyawan dan kontraktor wajib menggunakan botol isi ulang,” tambahnya.

Tidak hanya fokus pada pengelolaan sampah, menurutnya, PTAR juga lakukan aksi nyata dalam pelestarian alam. Dalam rangkaian kegiatan memperingati Hari Lingkungan Hidup Sedunia, PTAR menebar 1.000 bibit ikan jurung di Lubuk Larangan Desa Garoga.

“Kemudian, menanam 500 bibit pohon yang terdiri dari aren, durian, alpukat, matoa, jengkol, dan manggis,” sebut Rahmat.

Menurut Rahmat, Desa Garoga dipilih sebagai lokasi utama program karena berhasil meraih Juara 1 Lomba Desa Ramah Lingkungan yang digelar PTAR 2024 silam. Desa ini dinilai berhasil menciptakan lingkungan bersih melalui pendirian bank sampah, konservasi Sungai Garoga, dan budidaya tanaman obat keluarga.

Sementara itu, Bupati Tapsel, H Gus Irawan, mengapresiasi langkah PTAR yang melibatkan masyarakat dalam edukasi pengelolaan sampah. Upaya pengurangan sampah plastik ini, kata Gus Irawan, sejalan dengan tujuan pembangunan berkelanjutan.

“Penanaman pohon adalah bentuk nyata menjaga keseimbangan ekosistem. Ini bukan sekadar aksi hari ini, tetapi investasi jangka panjang untuk masa depan anak cucu kita,” cetusnya.

Dengan inisiatif ‘Aksi Bikin Ecobrick dari Hati untuk Bumi’ ini, ungkap Gus Irawan, PTAR membuktikan bahwa, pengelolaan tambang yang bertanggung jawab dapat berjalan berdampingan dengan pelestarian lingkungan dan pemberdayaan masyarakat.

“Langkah ini diharapkan menjadi inspirasi bagi perusahaan lain dan pemerintah daerah untuk mendorong praktik ekonomi sirkular demi masa depan bumi yang lebih lestari,” tandas Bupati menutup.(Rel/Reza FH)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *