Example floating
Example floating
BeritaDaerahLifestyleSumutTapanuli Selatan

Kerjasama dengan BLK dan Pemkab Tapsel, PTAR Gelar Pelatihan Barista Kopi

36
×

Kerjasama dengan BLK dan Pemkab Tapsel, PTAR Gelar Pelatihan Barista Kopi

Sebarkan artikel ini
Manager Community Development PTAR, Rohani Simbolon, bersama Kepala Dinas Ketenagakerjaan Tapsel, Achmad Raja Nasution, Kepala UPTD BLK Tapsel, Mina Hutasoit, Camat Batang Toru Mara Tinggi, serta menghadirkan pemateri yaitu, Owner Tyyana Coffe, Abdul Wahid Harahap, berfoto bersama 16 peserta saat pembukaan pelatihan barista kopi di Sopo Daganak
Foto Bersama: Manager Community Development PTAR, Rohani Simbolon, bersama Kepala Dinas Ketenagakerjaan Tapsel, Achmad Raja Nasution, Kepala UPTD BLK Tapsel, Mina Hutasoit, Camat Batang Toru Mara Tinggi, serta menghadirkan pemateri yaitu, Owner Tyyana Coffe, Abdul Wahid Harahap, berfoto bersama 16 peserta saat pembukaan pelatihan barista kopi di Sopo Daganak. (Foto: M Reza Fahlefi)

PIONERNEWS.COM, TAPANULI SELATAN – PT Agincourt Resources (PTAR), selaku pengelola tambang emas Martabe, berkolaborasi dengan Pemkab Tapanuli Selatan (Tapsel) membuka secara resmi pelatihan dan sertifikasi Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP) Kompetensi Barista, Sabtu (23/08/2025).

Kegiatan yang dilaksanakan di Sopo Daganak, Kabupaten Tapsel ini diikuti 16 peserta dari Kecamatan Batang Toru dan Muara Batang Toru, dua wilayah lingkar tambang PTAR.

Kepada wartawan, Manager Community Development PTAR, Rohani Simbolon, menegaskan bahwa, pelatihan ini merupakan langkah awal perusahaan untuk hadir lebih dekat dalam mengembangkan sektor hilir kopi.

Pihaknya menilai, kopi merupakan salah satu produk unggulan di Tapsel. Namun, sering kali petani hanya berhenti pada tahapan budidaya dan pascapanen. Padahal, nilai tambah terbesar justru hadir di meja penyajian. Karena itu, pihaknya memilih memulai intervensi ini dari sisi barista.

“Barista adalah garda terdepan yang menghadirkan rasa dan pengalaman menikmati kopi. Kopi yang nikmat tidak hanya bergantung pada bijinya, tetapi juga pada kepiawaian barista meraciknya,” ujar Rohani.

Ia menjelaskan, tujuan dari pelatihan ini bukan hanya melatih peserta agar bisa menyajikan kopi, melainkan melahirkan tenaga kerja yang terampil dan mampu mempromosikan kopi khas Tapsel ke masyarakat luas, bahkan hingga mancanegara.

“Bayangkan kalau setiap cangkir kopi yang disajikan barista dari Batang Toru atau Muara Batang Toru ini bisa menceritakan kisah kopi Arabika Sipirok. Itu artinya, kita sedang membangun branding daerah melalui cita rasa kopi. Inilah yang menjadi harapan besar kami, agar kopi Tapsel bisa semakin dikenal dan memiliki daya saing tinggi,” tambahnya.

Rohani juga menyinggung bahwa, pelatihan barista ini hanyalah pintu masuk untuk program yang lebih luas. PTAR bersama Pemkab Tapsel nantinya akan melanjutkan perhatian pada perbaikan budidaya kopi, sehingga ekosistem kopi dari hulu hingga hilir dapat berkembang lebih baik.

“Setelah barista, tentu perhatian berikutnya akan kami arahkan ke perbaikan budidaya kopi. Ini adalah komitmen bersama pemerintah untuk menjadikan kopi Tapsel, khususnya Arabika Sipirok, sebagai ikon daerah yang bisa kita banggakan hingga ke mata dunia,” tegasnya.

Lebih lanjut, Rohani menuturkan bahwa, proses rekrutmen peserta pelatihan ini dilakukan secara terbuka. Namun karena kuota terbatas, PTAR memprioritaskan masyarakat dari lingkar tambang.

“Kita umumkan secara luas. Namun, karena kelas pelatihan terbatas, maka kami prioritaskan masyarakat di dua kecamatan lingkar tambang. Total ada 16 peserta yang kami pilih, yang akan menjalani pelatihan intensif selama 21 hari ke depan,” katanya.

Selain materi teknis barista, menurut Rohani, peserta akan mendapatkan pembinaan mental dan fisik (Bintalsik) untuk memperkuat karakter serta kedisiplinan mereka dalam dunia kerja.

Rohani menambahkan, saat ini PTAR juga sedang membangun food corner yang akan menampilkan produk UMKM binaan serta menghadirkan kafe kopi khas Tapsel bernama Kopi Sipirok.

Kafe ini nantinya menjadi wadah nyata bagi para barista lulusan pelatihan untuk menunjukkan keterampilan mereka sekaligus memperkenalkan cita rasa kopi Arabika Sipirok ke masyarakat lebih luas.

Dalam kesempatan tersebut, ia juga menekankan bahwa pelatihan ini merupakan peluang emas yang jarang didapatkan masyarakat, mengingat biaya pelatihan barista berskala nasional tergolong mahal.

Rohani mengaku, pernah ikut pelatihan barista di Jakarta. Biayanya mencapai Rp8 juta untuk durasi yang sama, yakni 21 hari. Sedangkan di sini, berkat kerja sama dengan BLK Tapsel, pihaknya bisa menghadirkan pelatihan yang sama berkualitasnya dengan biaya jauh lebih efisien.

“Kalau perorangan harus mengeluarkan Rp5–8 juta, tentu berat bagi masyarakat. Karena itu, manfaatkanlah kesempatan ini sebaik-baiknya,” tutur Rohani.

Ia menutup, dengan pesan penuh motivasi bagi para peserta. Pelatihan ini adalah modal untuk meng-upgrade diri, sehingga jangan disia-siakan.

“Jadilah barista yang bukan hanya bisa meracik kopi, tetapi juga mampu membawa nama kopi Tapsel harum hingga ke luar daerah, bahkan ke dunia internasional,” pungkasnya menutup.

Sementara itu, Kepala UPTD Balai Latihan Kerja (BLK) Tapsel, Mina Hutasoit, menjelaskan pelatihan ini sejalan dengan tugas BLK dalam menyiapkan tenaga kerja siap pakai sesuai kebutuhan industri.

“Setelah kami petakan, ternyata kebutuhan tenaga barista cukup tinggi. Karena itu, kami mengusulkan kepada PTAR agar pelatihan ini bisa digelar. Pemateri dipilih dari praktisi kopi yang sudah bersertifikasi BNSP, sehingga peserta nantinya dapat mengikuti uji kompetensi resmi,” ungkap Mina.

Ia menambahkan, materi yang diajarkan meliputi speaking, pelayanan, teknik meracik kopi, hingga pengolahan turunan kopi sesuai silabus Kemenaker RI. Peserta yang lulus uji kompetensi akan menerima sertifikasi resmi dari BNSP, yang menjadi nilai tambah besar dalam persaingan kerja.

Kepala Dinas Ketenagakerjaan Tapsel, Achmad Raja Nasution, dalam arahannya menekankan pentingnya peran barista dalam menghadirkan kopi berkualitas. Menurutnya, barista tidak boleh asal-asalan dalam meracik kopi.

“Harapan kami, pelatihan ini dapat melahirkan barista handal yang bukan hanya siap bekerja, tetapi juga mampu membuka usaha baru, sehingga dapat mendongkrak perekonomian keluarga. Terutama dengan keunggulan kopi Arabika Sipirok yang harus diperkenalkan lebih luas,” harapnya.

Menurutnya lagi, sertifikat BNSP akan memudahkan alumni pelatihan memperoleh pekerjaan karena menjadi standar kompetensi yang diakui secara nasional.

Salah satu peserta pelatihan, Febi Alima Efendi Nasution (26), warga Desa Napa, Kecamatan Batang Toru, mengaku optimis dengan kegiatan ini.

“Harapan saya setelah pelatihan bisa mendapatkan sertifikat BNSP. Saya juga berencana membentuk komunitas barista bersama 16 peserta lain. Kebetulan, saya sudah punya usaha sendiri dan ingin memperdalam pengetahuan di dunia barista,” cetus Febi.

Acara pembukaan pelatihan ini turut dihadiri Camat Batang Toru Mara Tinggi, serta menghadirkan pemateri yaitu, Owner Tyyana Coffe, Abdul Wahid Harahap. Dengan adanya program ini, diharapkan kopi Arabika Sipirok semakin dikenal luas, bukan hanya sebagai komoditas unggulan Tapsel, tetapi juga sebagai bagian dari identitas dan kebanggaan masyarakat. (Reza FH)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *