PIONERNEWS.COM, TAPANULI SELATAN – PT Agincourt Resources (PTAR), pengelola Tambang Emas Martabe, meraih Gold Award kategori Eco-Hazard Innovation pada ajang Eco-Tech Pioneer and Sustainability Award (EPSA) 2025 yang digelar Universitas Diponegoro.
Penghargaan ini diberikan atas keberhasilan PTAR mengolah 155,25 ton minyak pelumas bekas dengan teknologi hypobaric fraction separator sehingga mampu menekan Global Warming Potential (GWP) hingga 441.975,09 ton CO2ek.
General Manager Operations & Deputy Director Operations PTAR, Rahmat Lubis, Rabu (03/09/2025) mengatakan PTAR selalu menerapkan proses penambangan dan pengolahan emas yang lebih hemat energi melalui berbagai inovasi di bagian sistem maupun alat produksi.
Bahkan, bahan yang sudah tidak digunakan lagi dalam operasi dimanfaatkan kembali untuk kegiatan lain, misalnya saja limbah minyak pelumas bekas yang awalnya dikirim ke TPS LB3 saat ini sudah dikelola secara mandiri.
Penghargaan EPSA ini merupakan apresiasi atas komitmen perusahaan dalam memperkuat penerapan lingkungan, sosial, dan tata kelola dalam mendukung upaya pemerintah terhadap emisi net-zero.
“Target kami yakni 30% pengurangan gas rumah kaca pada tahun 2030 dari baseline 2019. Inovasi pengelolaan lingkungan akan terus kami lakukan dengan mengacu pada peraturan pemerintah dan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDG),” kata Rahmat.
Program ‘Utilisasi Hypobaric Fraction Separator untuk Pemanfaatan Minyak Pelumas Bekas’, memungkinkan pemanfaatan minyak pelumas bekas hingga 80% sebagai substitusi bahan bakar minyak pada bahan peledak menggantikan bahan bakar diesel.
Melalui teknologi pemanasan, filtrasi, pemisahan fraksi bertekanan rendah, hingga pendinginan, minyak pelumas bekas berhasil dimurnikan menjadi bahan yang aman digunakan. Selain mengurangi dampak lingkungan, inovasi ini dapat menciptakan efisiensi berkat penerapan praktik circular economy.
“Inovasi ini merupakan kontribusi kami dalam mendukung pencapaian SDG’s ke-12 tentang konsumsi dan produksi yang bertanggung jawab,” tutur Rahmat.
PTAR juga mendapat Penghargaan Gold atas program ‘Closed-Loop Energy Reclamation dengan Intelligent Torque Control (ITC) pada Sistem Ore Grinding’. Program ini pada tahun 2024 mampu mengurangi penggunaan energi listrik sebesar 4.931 GJ dan menghemat biaya pembelian listrik senilai Rp1,69 miliar.
Total tujuh penghargaan dibawa pulang PTAR pada perhelatan EPSA 2025 yang digelar di Semarang, Jawa Tengah, pada 31 Agustus 2025. Selain dua Gold, Perusahaan memboyong tiga Silver dan dua Bronze.
Penghargaan Silver diberikan atas program ‘Pemanfaatan Sampah Flexible Intermediate Bulk Container (FIBC) menjadi Keranjang Sampah’, ‘Optimalisasi Penurunan Beban Pencemar Air (BPA) Parameter Tembaga (Cu) dengan Selective Chelator’, dan ‘Leanslope Pit Ramba Joring Innovation: Redesign Haul Road’.
Sementara, Penghargaan Bronze dianugerahkan atas program ‘Pengembangan Unit Usaha Galeri Bagas Silua’ dan ‘Konservasi Ikan Jurung (Neolissochilus thienemanni) melalui Rekayasa Ekosistem dengan Model BioFAD’.
Wakil Rektor IV Riset, Inovasi, Kerja Sama dan Komunikasi Publik Universitas Diponegoro, Wijayanto, SIP, MSi, PhD, mengatakan, tantangan besar yang dihadapi dunia saat ini adalah disinformasi dan kerusakan lingkungan.
Jika tidak ditangani serius, hal tersebut berpotensi membawa dampak buruk bagi peradaban. Dalam konteks itulah, EPSA hadir sebagai bentuk apresiasi kepada perusahaan-perusahaan yang menunjukkan dedikasi menghadirkan inovasi dan teknologi ramah lingkungan.
“EPSA bukan sekadar ajang apresiasi, tetapi simbol sinergi menuju pembangunan hijau dan berkelanjutan. Atas nama Rektor UNDIP, kami mengucapkan selamat kepada seluruh penerima penghargaan,” ujarnya.
Penghargaan EPSA menambah jejak prestasi PTAR selain PROPER Hijau yang telah digenggam selama 2 tahun berturut-turut. Di samping itu, pada 2024 PTAR meraih Penghargaan Terbaik Penerapan Good Mining Practice (GMP) serta tujuh penghargaan EPSA 2024. (Rel/Reza FH)