PIONERNEWS.COM, TAPANULI SELATAN — PT Agincourt Resources (PTAR), selaku pengelola Tambang Emas Martabe di Tapanuli Selatan (Tapsel), kembali menorehkan prestasi nasional. Tahun ini, PTAR menuai kesuksesan dengan meraih dua penghargaan Subroto 2025 dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM).
Masing-masing penghargaan, untuk kategori Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat (PPM) mineral terinovatif melalui program pilar kemandirian ekonomi Bagas Silua, serta kategori kontribusi terbaik dalam penerimaan negara bukan pajak (PNBP) mineral.
Penghargaan tersebut diterima langsung oleh Wakil Presiden Direktur PTAR, Ruli Tanio, dalam acara puncak Penghargaan Subroto yang digelar di Jakarta, Jumat (24/10/2025).
Dalam rilis pers yang diterima awak media, Selasa (28/10/2025), Ruli mengatakan, penghargaan ini menjadi bukti konsistensi perusahaan dalam mengedepankan tata kelola pertambangan yang baik serta memberikan manfaat berkelanjutan bagi masyarakat sekitar wilayah operasi.
Selain dirancang sebagai tempat menjual produk UMKM binaan, lanjut Ruli, Bagas Silua dibangun sebagai ekosistem ekonomi lokal untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat.
“Kami ingin memastikan masyarakat di Batang Toru dan sekitarnya memiliki kesempatan untuk tumbuh bersama kami dan tetap mandiri hingga tambang tidak lagi beroperasi,” ujar Ruli.
Ia menegaskan, capaian tersebut sekaligus menunjukkan kepatuhan perusahaan dalam pemenuhan kewajiban fiskal sektor ESDM melalui PNBP Mineral.
Program unggulan Bagas Silua masuk dalam pilar kemandirian ekonomi dalam kerangka PPM PT Agincourt Resources. Melalui pendekatan peningkatan kapasitas pelaku usaha, akses pasar, dan inovasi produk, PTAR bersama masyarakat berupaya membangun model bisnis komunitas yang berkelanjutan.
“Inisiatif ini juga mendukung pencapaian SDGs ke-8 tentang pertumbuhan ekonomi inklusif dan pekerjaan layak,” tukasnya.
Sementara, Senior Manager Community PTAR, Christine Pepah, menjelaskan bahwa, Bagas Silua berarti ‘Rumah Oleh-oleh’ dalam bahasa lokal. Lokasinya berada di area strategis jalur lintas provinsi Sumatra Utara, dekat wilayah Tambang Emas Martabe yang beroperasi di Kecamatan Batang Toru dan Muara Batang Toru.
“Kami ingin Bagas Silua menjadi tempat yang nyaman bagi siapa pun untuk menikmati kuliner khas Batang Toru sambil mendukung UMKM lokal,” tegasnya.
Ia mengaku, perusahaan akan terus memberikan pendampingan dan dukungan kepada para pelaku UMKM agar produk mereka semakin berkualitas dan mampu bersaing di pasar yang lebih luas.
Ia menjelaskan, sejak diluncurkan pada September 2024, galeri UMKM ini kini menjadi rumah pemasaran bagi 32 UMKM mitra binaan PTAR. Produk yang ditawarkan beragam, mulai dari kuliner khas daerah seperti keripik talas, pisang sale, keripik semangka, sampai olahan akar kelapa ungu.
“Ada juga produk fashion khas Tapanuli Selatan seperti batik dan kain ecoprint,” jelasnya.
Untuk memperluas jangkauan pasar, semua produk dapat dibeli melalui situs resmi bagassilua.id dan akun Instagram Bagas Silua. Fasilitas tambahan seperti, jasa sablon dan pembuatan kemasan modern turut dihadirkan agar produk UMKM makin kompetitif.
“Hasilnya, Bagas Silua mencatat transaksi hingga puluhan juta rupiah setiap bulannya. Dengan dukungan dari pemerintah daerah dan masyarakat lingkar tambang, kami berharap Bagas Silua mampu menjadi simbol pemberdayaan ekonomi dan budaya lokal,” pungkas Christine. (Reza FH)













