Example floating
Example floating
BeritaDaerahPemkab TapselRilisSumutTapanuli Selatan

Workshop Konservasi Batang Toru, Gus Irawan Ajak Perusahaan Jaga Alam

215
×

Workshop Konservasi Batang Toru, Gus Irawan Ajak Perusahaan Jaga Alam

Sebarkan artikel ini
Bupati Tapsel, Gus Irawan Pasaribu, memberi sambutan saat workshop identifikasi potensi areal preservasi partisipatif pada lanskap Batang Toru di Hotel Tor Sibohi
Beri Sambutan: Bupati Tapsel, Gus Irawan Pasaribu, memberi sambutan saat workshop identifikasi potensi areal preservasi partisipatif pada lanskap Batang Toru di Hotel Tor Sibohi. (Foto: Dok Prokopim Tapsel)

PIONERNEWS.COM, TAPANULI SELATAN – Bupati Tapanuli Selatan (Tapsel), H Gus Irawan Pasaribu, membuka workshop identifikasi potensi areal preservasi partisipatif pada lanskap Batang Toru di Hotel Tor Sibohi, Kecamatan Sipirok, pada Kamis (02/10/2025).

Kegiatan digelar berkat kerja sama Pemkab Tapsel dengan Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Sumut, serta melibatkan berbagai pemangku kepentingan, baik dari pemerintah pusat, perusahaan, akademisi, NGO, hingga masyarakat.

Dalam sambutannya, Gus Irawan menegaskan komitmen Pemkab Tapsel dalam menjaga kelestarian lingkungan. Ia menilai, menjaga alam bukan hanya program pembangunan, melainkan juga kewajiban moral dan spiritual.

“Kami ingin Tapanuli Selatan menjadi contoh nyata upaya preservasi partisipatif. Ada kearifan lokal dari Hatabosi gabungan empat desa yang menjadikan air sebagai sumber kehidupan. Itu menjadi inspirasi bahwa menjaga alam adalah tanggung jawab kita bersama,” ujarnya.

Bupati juga menyoroti keberadaan orangutan Tapanuli (Pongo tapanuliensis) makhluk terlangka di dunia yang dilindungi dan berada di seputaran kawasan hutan Batang Toru. Ia mengingatkan perusahaan yang beroperasi di wilayah Batang Toru untuk berkomitmen menjaga kelestarian lingkungan.

“Preservasi membutuhkan sinergi semua pihak. Saya sebagai Bupati, punya komitmen penuh untuk itu. Maka, bantu kami agar upaya ini benar-benar berhasil,” tegasnya.

Sementara itu, Kepala BBKSDA Sumut, Novita Kusuma Wardani, menyebut Tapsel memiliki posisi strategis dalam konservasi nasional. Menurutnya, inisiatif daerah ini, termasuk perlindungan orangutan Tapanuli, bisa menjadi masukan penting bagi kebijakan pusat.

“Tapanuli Selatan sudah menjadi pelopor karena berhasil menginisiasi koridor satwa dan praktik kearifan lokal. Kolaborasi adalah kunci, agar konservasi berjalan seiring dengan peningkatan kesejahteraan masyarakat,” jelasnya.

Workshop ini diharap menghasilkan strategi pengelolaan Lanskap Batang Toru yang berkelanjutan, tidak hanya untuk menjaga habitat satwa langka dan sumber kehidupan masyarakat.

Tetapi, juga untuk memperkuat posisi Tapanuli Selatan sebagai model nasional dalam konservasi partisipatif. (Rel/Reza FH)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *