PIONERNEWS.COM, TAPANULI SELATAN — Camat Batang Toru, Mara Tinggi Siregar, mengungkapkan kondisi terkini para warga yang terdampak banjir bandang dan tanah longsor di wilayahnya. Hingga saat ini, sebagian besar masyarakat masih ditampung di Posko Penampungan Kantor Camat Batang Toru.
Namun, ia mengaku, pada siang hari sebahagian warga ada yang memilih pulang sementara ke rumah masing-masing untuk membersihkan sisa material banjir serta memeriksa barang-barang yang masih bisa diselamatkan.
“Alhamdulillah, pemerintah Kecamatan Batang Toru bersama Pemkab Tapsel (Tapanuli Selatan), TNI-Polri, serta pihak eksternal seperti perusahaan Tambang Emas Martabe turut bahu-membahu menjaga kebutuhan mendasar warga terdampak bencana di Posko Penampungan Kantor Camat Batang Toru. Dengan begitu, warga tetap merasa aman,” ujar Mara Tinggi saat diwawancarai wartawan, pada Senin (08/12/2025).
Ia menambahkan, bersama Pemkab Tapsel dan berbagai pihak lainnya, Kecamatan Batang Toru terus mengambil langkah strategis untuk penanganan pasca-bencana. Kebutuhan paling mendesak masyarakat saat ini adalah tempat tinggal, mengingat sebagian rumah warga hancur diterjang banjir dan longsor.
Di Posko Kecamatan Batang Toru, kata Mara Tinggi, pemerintah dan berbagai elemen masyarakat menyediakan pelayanan kesehatan, penampungan, serta kebutuhan logistik bagi warga terdampak. Camat juga mengapresiasi peran besar PT Agincourt Resources (PTAR) yang sejak awal bencana aktif membantu evakuasi, penanganan darurat, hingga mengoperasikan dapur umum.
“Setelah banjir, terjadi insiden longsor di Angkola Barat. Saat itu, akses ke Batang Toru terputus, sehingga bantuan dari Pemkab Tapsel belum bisa masuk. Saat itulah, PTAR hadir menyuplai kebutuhan dapur umum seperti, beras, mie instan, minyak goreng, dan lainnya,” jelasnya.
Mara Tinggi Siregar juga memohon doa dan dukungan ke semua pihak agar proses pemulihan dapat berjalan dengan cepat, aman, dan lancar. Ia juga memohon uluran tangan dari para donatur untuk membantu masyarakat Batang Toru, baik berupa materi, ide, maupun tenaga.
Sementara itu, Ketua PKK Kelurahan Aek Pining sekaligus penanggung jawab Posko Dapur Umum di sana, Ny Puji Hendra Sakti, menyampaikan bahwa, awalnya, logistik di posko tersebut berasal dari swadaya masyarakat sejak dibuka pada Selasa (25/11/2025) lalu.
“Setelah tiga hari, bantuan mulai berdatangan dari Pemkab Tapsel, PTAR, maupun masyarakat lain, bahkan ada yang berasal dari Labuhan Batu,” ungkapnya.
Setiap hari, lanjutnya, Posko Dapur Umum Aek Pining mampu memasak sekitar 850 bungkus makanan siap saji, yang diperuntukkan bagi masyarakat terdampak di sekitar Puskesmas Batang Toru, para tenaga kesehatan, serta pengungsi lainnya.
“Kebutuhan harian posko antara lain, 200 potong ikan, 22 kilogram ayam, dan 30 kilogram beras. Sekitar 30 warga sekitar, baik ibu-ibu maupun bapak-bapak, ikut terlibat gotong-royong memasak dengan tugas masing-masing,” tambahnya.
Puji menjelaskan bahwa, tidak ada kendala berarti selama dapur umum ini beroperasi. Hanya saja, tiga hari pertama, sebagian warga belum mengetahui keberadaan posko, sehingga logistik sepenuhnya berasal dari swadaya masyarakat.
Di Kelurahan Aek Pining sendiri, aku Puji, terdapat beberapa titik longsor dan delapan Kepala Keluarga (KK) yang terdampak. Berkat gerak cepat masyarakat, pemerintah daerah, dan perusahaan seperti PTAR, situasi di wilayah tersebut kini sudah jauh lebih aman.
“Banyak bantuan yang di-support PTAR seperti beras, gula, hingga kopi. Dari yang besar sampai yang kecil semua dipenuhi. Apa yang dibutuhkan masyarakat, langsung dipenuhi PTAR,” tegas Puji.
Ia menambahkan, masyarakat sangat bersyukur dengan keberadaan Posko Dapur Umum Aek Pining yang sangat membantu pemenuhan kebutuhan makan sehari-hari.
“Adapun harapan warga, khususnya yang terdampak longsor, agar perbaikan infrastruktur dapat segera dilakukan, sehingga mereka bisa tinggal di rumahnya kembali dengan aman,” pungkasnya menutup.
Sebagai informasi, Kabupaten Tapsel, menjadi satu dari sekian daerah di Sumatera Utara yang turut terdampak bencana alam banjir bandang dan longsor. Batang Toru, merupakan satu dari 13 Kecamatan yang dampaknya paling parah akibat musibah tersebut.
Banjir yang datang, tidak hanya membawa air, kayu-kayu gelondongan juga menyapu rumah-rumah warga, khususnya yang terparah di Desa Garoga, Huta Godang, dan Aek Ngadol di Kecamatan Batang Toru, Kabupaten Tapsel.
Hingga 5 Desember 2025, BPBD Kabupaten Tapsel mencatat 1.660 unit rumah rusak, 86 orang meninggal dunia, dan 31 lainnya masih dinyatakan hilang. Tak hanya itu, 30 orang mengalami luka berat, 39 ringan, serta 2.800 KK atau 17.062 jiwa yang terdampak.
93 KK atau 277 jiwa, terpaksa mengungsi karena rumah mereka sudah tak layak huni akibat disapu banjir. Kemudian, fasilitas umum, yakni 19 rumah ibadah, 23 unit sekolah, serta puluhan fasilitas lain juga turut terdampak.
Infrastruktur yang meliputi ruas jalan nasional, provinsi, kabupaten hingga desa/kelurahan turut terputus di 89 titik. Empat jembatan ikut rusak, ditambah 27 Hektare kebun serta ratusan Hektare persawahan yang terdampak.
Sebanyak 9 unit pipanisasi/air bersih juga mengalami kerusakan. Berbagai petinggi negeri ini seperti, Menteri, pejabat tinggi TNI-Polri, hingga Wakil Presiden RI, Gibran Rakabuming Raka, juga sudah hadir langsung ke Batang Toru, Kabupaten Tapsel, untuk meninjau langsung kondisi terkini pasca-bencana.
Dalam kunjungannya, Wakil Presiden berjanji akan memperjuangkan pemulihan pasca-bencana di Kabupaten Tapsel. Saat ini, Tim Relawan, pemerintah, TNI-Polri, dan perusahaan terus bahu-membahu melalukan evakuasi, pembersihan material sisa bencana, dan penanganan masyarakat terdampak.
Sebelumnya, Pemkab Tapsel telah menetapkan masa tanggap darurat selama 14 hari usai bencana. Namun, mengingat kondisi kerusakan dan waktu pemulihan yang memakan waktu, Pemkab Tapsel menerbitkan surat edaran terkait penambahan masa tanggap darurat selama 14 hari ke depan. (Reza FH)















