Example floating
Example floating
BeritaDaerahHukumPadangsidimpuanPolisi KitaSumut

Usai Sidak Pengecer BBM, Warga Puji Polres Padangsidimpuan

24
×

Usai Sidak Pengecer BBM, Warga Puji Polres Padangsidimpuan

Sebarkan artikel ini
Kasat Reskrim Polres Padangsidimpuan, AKP H Naibaho, didampingi Ps Kanit II Ekonomi, Aipda Rajo Agus Putra Juli, beserta personel dari Dinas Kopperindag, PMPTSP, serta Satpol PP, saat memimpin monitoring dan pengecekan terhadap para penjual BBM eceran di wilayah hukumnya
Monitoring: Kasat Reskrim Polres Padangsidimpuan, AKP H Naibaho, didampingi Ps Kanit II Ekonomi, Aipda Rajo Agus Putra Juli, beserta personel dari Dinas Kopperindag, PMPTSP, serta Satpol PP, saat memimpin monitoring dan pengecekan terhadap para penjual BBM eceran di wilayah hukumnya. (Foto: Dok Sat Reskrim Polres Padangsidimpuan)

PIONERNEWS.COM, PADANGSIDIMPUAN – Sejumlah warga memuji langkah jajaran Sat Reskrim Polres Padangsidimpuan bersama Dinas Kopperindag, PMPTSP, serta Satpol PP, yang sudah melakukan sidak ke sejumlah pengecer BBM, guna mengultimatum agar tidak menaikkan harga secara tak wajar.

Bahkan, dalam kegiatan pengecekan dan monitoring yang dipimpin Kasat Reskrim Polres Padangsidimpuan, AKP H Naibaho, SH, MH, bersama Ps Kanit II Ekonomi, Aipda Rajo Agus Putra Juli, pada Senin (08/12/2025) itu, petugas juga mengingatkan, apabila pengecer BBM masih menjual dengan harga tak wajar, maka tindakan tegas menanti.

Boru Regar, salah satu ibu rumah tangga di Pijorkoling, Kota Padangsidimpuan, mengaku sangat senang usai melihat dan mendengar informasi bahwa, polisi bersama aparatur pemerintahan lainnya, mulai bergerak menyisir sejumlah pengecer BBM.

“Ya, kami bersyukurlah Bang, karena polisi sudah keliling ke pengecer untuk mengingatkan supaya tak jual harga minyak (BBM) setinggi langit. Awal-awal kemarin, waktu minyak masih gak bisa masuk ke Sidimpuan, aku pernah beli pertalite harga Rp30 ribu seliter di penjual eceran,” jelas Boru Regar.

Meski harga tersebut dinilainya sudah tak masuk akal, namun atas dasar kebutuhan seperti, mengantar anak sekolah dan belanja ke pasar, Boru Regar mengaku, harus tetap membeli BBM dengan harga yang tak wajar itu.

“Ya mau cemana lagi, mau gak mau kubelilah, Bang. Kalau gak beli, pagi-pagi tak bisa ngantar anak sekolah. Anak mau ujian. Seminggu yang lewat, aku pernah antri beli minyak pertalite di SPBU Manunggang. Mulai antri jam 6 sore, dapatku minyak jam 10 malam lewat, karena banyak yang ngantri. 4 jam lebih mengantri itu. Capek kali kurasa Bang,” keluhnya.

Boru Regar berharap, ultimatum yang disampaikan polisi dan aparatur pemerintah kemarin, dapat memberi efek jera bagi para pengecer yang masih menjual BBM dengan harga tak wajar. Karena, ada tindakan hukum yang menanti jika mereka tetap menjual dengan harga tinggi.

“Tapi sekarang, antrian di SPBU Manunggang misalnya, udah gak sepanjang kemarin. Sekarang mulainya dari depan gerbang SPBU aja kutengok tadi. Kalau waktu awal-awal kemarin, bisa lewat Simpang Prumnas Pijorkoling itu antriannya. Ya, kami terimakasih ke Bapak-bapak polisi sama pemerintah yang udah ngingatkan pengecer supaya gak menjual mahal-mahal minyaknya,” tutur Boru Regar.

Kendati demikian, ia tetap berharap khususnya kepada pihak kepolisian, agar tak segan-segan memberi tindakan sesuai hukum yang berlaku, manakala masih menemukan adanya pengecer yang menjual BBM dengan harga tak wajar.

Hal serupa, juga disampaikan Budi, warga Sihitang, Kota Padangsidimpuan. Ia juga mengapresiasi tindakan Polres Padangsidimpuan dan aparatur pemerintah yang sudah mendatangi para pengecer BBM. Menurutnya, ini langkah yang ditunggu-tunggu oleh sebagian besar masyarakat.

“Walaupun di beberapa SPBU misalnya di Jalan Serma Lian Kosong, antrian masih panjang, tapi setidaknya adalah harapan, semua bisa kembali normal. Tadi, aku antri di SPBU Jalan Serma Lian Kosong, memang antrian masih panjang untuk pertalite. Tapi, ya mudah-mudahan cepat normal lagilah,” harap Budi.

Budi menuturkan, sebenarnya pasokan BBM dari Dumai ke Padangsidimpuan akibat jalur dari Sibolga sempat terputus diterjang banjir bandang dan longsor beberapa waktu lalu, masih cukup jika untuk kebutuhan sehari-hari saja. Karena, ia melihat, saat ini hampir setiap hari BBM masuk ke Padangsidimpuan, khususnya pertalite.

“Cuma, lantaran masyarakat takut tak kedapatan minyak, ya gitulah, akhirnya ramai-ramai ngantri. Padahal, kalau beli ke SPBU yang wajar-wajar aja, kurasa gak terlalu panjang antriannya. Makanya, marilah sama-sama kita bijak, membeli minyak ini seperlunya saja. Jangan pula kita latah tiba-tiba jadi penjual minyak dadakan, karena bisa jual dengan harga tinggi,” ajaknya.

Seharusnya, kata Budi, oknum-oknum pengecer BBM yang menjual dengan harga tak wajar itu sadar, imbas dari perbuatannya dapat berdampak pada meningkatnya harga bahan pokok. Bahkan, jika kondisi ini berlarut, bukan tidak mungkin akan terjadi inflasi dengan eskalasi yang cukup tinggi.

Budi mengatakan, meski oknum-oknum pengecer berdalih bahwa, mereka telah mengantri berjam-jam lamanya untuk memperoleh BBM maka wajar menaikkan harga, namun aksi itu menurutnya tetap tidak dapat dibenarkan. Karena, biar bagaimanapun, ada aturan yang mengatur bahwa, BBM apalagi yang bersubsidi tidak boleh dijual kembali dengan harga tinggi seusai dibeli dari SPBU.

“Ini harus kita sadari sama-sama. Bukan berarti, jika kita bisa jual minyak dengan harga tinggi kita terus untung, tidak benar itu cara berpikirnya. Kalau kita terus-terusan begitu, harga-harga barang-barang bisa naik juga. Itu juga harus kita pikirkan ke situ. Juallah dengan harga yang wajar, karena minyak ini termasuk urat nadi perekonomian sekarang,” pungkasnya.

Sebagai informasi, sebelumnya, saat awal-awal bencana banjir bandang dan longsor melanda Kabupaten Tapanuli Selatan, Tapanuli Tengah, dan Sibolga, pendistribusian BBM ke Kota Padangsidimpuan sempat terhambat total. Akhirnya, BBM dipasok dari Dumai ke Kota Padangsidimpuan.

Beberapa waktu lalu, harga BBM bersubsidi jenis pertalite di penjual eceran bisa mencapai Rp25 ribu hingga Rp30 ribu per liter. Untuk BBM jenis pertamax di penjual eceran bisa tebus di angka Rp35 ribu per liter. Akibatnya, banyak masyarakat yang mulai resah dengan keadaan ini.

Menjawab keresahan masyarakat, Polres Padangsidimpuan bersama pemerintah turun langsung memonitor harga BBM ke sejumlah pengecer. Dari hasil pengecekan, masih ditemukan adanya pengecer yang menjual BBM dengan harga tak wajar.

Untuk itu, petugas mengingatkan agar hal tersebut jangan terulang kembali, demi stabilitas ekonomi di masyarakat. Saat ini, harga BBM bersubsidi jenis pertalite di penjual eceran perlahan turun berkisar Rp18 ribu hingga Rp20 ribu per liter. Sedangkan pertamax di penjual eceran rata-rata berkisar di angka Rp25 ribu per liter. (Reza FH)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *