Example floating
Example floating
BeritaDaerahNasionalPemkab TapselRilisSumut

Tapsel Jadi Satu dari 7 Daerah di Indonesia yang Bebas Filariasis

19
×

Tapsel Jadi Satu dari 7 Daerah di Indonesia yang Bebas Filariasis

Sebarkan artikel ini
Bupati Tapsel, Gus Irawan Pasaribu, menerima sertifikat eliminasi kusta, filariasis limfatik, dan frambusia dari Kemenkes RI sebagai 1 dari 7 daerah di Indonesia yang dinyatakan ke luar dari status endemis filariasis
Terima Sertifikat: Bupati Tapsel, Gus Irawan Pasaribu, menerima sertifikat eliminasi kusta, filariasis limfatik, dan frambusia dari Kemenkes RI sebagai 1 dari 7 daerah di Indonesia yang dinyatakan ke luar dari status endemis filariasis. (Foto: Dok Prokopim Tapsel)

PIONERNEWS.COM, JAKARTA – Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Republik Indonesia (RI) secara resmi menyerahkan sertifikat eliminasi kusta, filariasis limfatik, dan frambusia kepada sejumlah daerah di Indonesia. Penyerahan dilakukan oleh Wamenkes RI, Prof dr Dante Saksono Harbuwono, di Jakarta Selatan, Rabu (20/08/2025).

Salah satu daerah penerima sertifikat adalah Kabupaten Tapanuli Selatan (Tapsel), Provinsi Sumatera Utara (Sumut). Sertifikat diterima langsung Bupati Tapsel, H Gus Irawan Pasaribu, didampingi Plt Kepala Dinas (Kadis) Kesehatan Tapsel, dr Emilda Arasanti, MKM.

Bupati menyebut, pencapaian ini merupakan hasil kerja keras seluruh elemen masyarakat. Menurutnya, ini bukan hasil kerja singkat, melainkan buah dari perjalanan panjang. Bupati juga mengucapkan terima kasih kepada tenaga kesehatan, aparat Desa, tokoh masyarakat, dan warga Tapsel.

Sebab, berbagai elemen masyarakat tersebut, dengan penuh kesadaran mengikuti program pencegahan. Oleh karenanya, Bupati menegaskan bahwa, sertifikat ini, ia persembahkan untuk seluruh masyarakat di Kabupaten Tapsel.

Lebih lanjut, Gus Irawan menegaskan pentingnya kewaspadaan terhadap filariasis atau penyakit kaki gajah, yang disebabkan cacing nematoda seperti Wuchereria bancrofti, Brugia malayi, dan Brugia timori.

“Penyakit ini menyerang sistem limfatik dan dapat berujung pada elephantiasis atau pembesaran ekstrem anggota tubuh,” terang Bupati.

Sementara, Plt Kadis Kesehatan Tapsel, dr Emilda Arasanti, menjelaskan bahwa, keberhasilan eliminasi filariasis dicapai melalui perjalanan panjang sejak kasus pertama ditemukan pada 2008.

Pemkab Tapsel melaksanakan program pemberian obat pencegahan massal (POPM) filariasis selama 5 tahun (2008-2012), dilanjutkan pengobatan tambahan pada 2015-2016.

“Program ini didukung surveilans epidemiologi berlapis serta morbidity management and disability prevention (MMDP) bagi kasus yang sudah ada. Hasil uji survei WHO pada 2014, 2018, dan 2022 menunjukkan nihil kasus, artinya rantai penularan berhasil diputus,” jelas Emilda.

Dengan capaian tersebut, lanjutnya, Tapsel kini menjadi 1 dari 7 daerah di Indonesia yang dinyatakan ke luar dari status endemis filariasis. 6 daerah lainnya adalah Kabupaten Karawang, Kabupaten Nias, Kota Sawahlunto, Kabupaten Padang Pariaman, Kabupaten Pasaman Barat, dan Kabupaten Sidenreng Rappang.

“Keberhasilan ini menandai langkah maju bagi Indonesia dalam upaya mengeliminasi penyakit menular tropis, sekaligus menjadi motivasi bagi daerah lain untuk memperkuat program pencegahan berbasis masyarakat. (Rel/Reza FH)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *