PIONERNEWS.COM, TAPANULI SELATAN – Kabar gembira datang dari Kabupaten Tapanuli Selatan (Tapsel), Sumatera Utara, di mana Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Batang Toru semakin mendekati kenyataan. Proyek strategis nasional ini diharapkan dapat segera beroperasi dan memberikan manfaat besar bagi masyarakat setempat.
Bupati Tapsel, H Gus Irawan Pasaribu, memimpin rapat koordinasi penting bersama Forkopimda dan manajemen PT North Sumatera Hydro Energy (NSHE) pada Senin (27/10/2025) di Sipirok. Rapat ini membahas perkembangan terkini proyek PLTA Batang Toru dan persiapan menuju tahap operasional.
Zulpadli, QS Manager PT NSHE, mengungkapkan bahwa, konstruksi bendungan telah mencapai tahap akhir dan siap untuk penggenangan pada awal November 2025. Pihaknya kini tengah menunggu perizinan dari Komisi Keamanan Bendungan (KKB).
“Kami targetkan izin penggenangan dapat diperoleh pada minggu pertama November. Seluruh pekerjaan konstruksi yang diperlukan untuk energize juga ditargetkan selesai pada akhir Oktober ini,” jelas Zulpadli.
Selain itu, pekerjaan transmisi listrik telah rampung dan sedang dalam tahap final check oleh PLN Pusertif. Uji konektivitas sistem (point to point test) juga tengah disiapkan untuk memastikan sistem kelistrikan PLTA terhubung sempurna ke jaringan PLN.
Arwan Kahfi, Design Manager PT NSHE, menambahkan bahwa, dokumen rencana tindak darurat (RTD) bendungan PLTA Batang Toru telah disusun berdasarkan Permen PUPR No.07 Tahun 2023 dan Surat Edaran Dirjen SDA No.14/SE/Da/2024.
Menurutnya, RTD ini merupakan bagian krusial dari sistem manajemen keselamatan bendungan, yang bertujuan meminimalkan risiko dan memastikan kesiapsiagaan dalam menghadapi situasi darurat.
“Dokumen RTD ini mencakup langkah teknis, prosedur evakuasi, dan mekanisme komunikasi cepat jika terjadi keadaan darurat. Prioritas utama kami adalah menjaga keselamatan masyarakat dan lingkungan,” tegas Arwan.
Ia juga menjelaskan bahwa, tampungan Bendungan Batang Toru relatif kecil, sekitar 18 juta meter kubik, sehingga potensi risiko akibat keruntuhan bendungan tergolong rendah dibandingkan bendungan besar lainnya seperti, Jatigede dan Jatiluhur.
Sementara, Bupati Tapsel, Gus Irawan Pasaribu, menyatakan optimisme tinggi terhadap kesiapan proyek dan menekankan pentingnya sistem peringatan dini (warning system) di wilayah hilir sungai Batang Toru.
“Kami optimis PLTA Batang Toru dapat beroperasi penuh pada Januari 2026. Meskipun genangan bendungan kecil dan tidak menggenangi permukiman atau lahan pertanian, warning system harus tetap berjalan agar masyarakat di hilir selalu siaga,” ujarnya.
Lebih lanjut, Gus Irawan menambahkan bahwa, keberadaan PLTA Batang Toru diharapkan dapat membantu pengendalian banjir dan kekeringan di wilayah Tapsel. Air yang menggerakkan turbin akan kembali ke sungai, sehingga sistemnya tetap alami dan efisien.
Ketua DPRD Tapsel, Rahmat Nasution, juga memberi dukungan penuh kepada pemerintah daerah dan NSHE. Dandim 0212/TS, Letkol Arm Delli Yudha Adi Nurcahyo, mengusulkan agar sosialisasi ke masyarakat dilakukan melalui film pendek yang menampilkan manfaat dan sistem keamanan PLTA.
Kajari Tapsel, Muhammad Indra Muda Nasution, mendorong penyusunan brosur sosialisasi agar masyarakat di tiga kecamatan dan 20 desa memahami manfaat serta langkah tindak darurat jika terjadi keadaan darurat bendungan.
Rapat koordinasi ini dihadiri oleh berbagai pihak penting, termasuk Wakapolres Tapsel Kompol Muslim Amin, para asisten dan pimpinan OPD terkait, Camat, serta jajaran pimpinan dan manajemen PT NSHE.
Dengan persiapan yang matang dan dukungan dari berbagai pihak, PLTA Batang Toru diharapkan dapat segera beroperasi dan memberikan kontribusi positif bagi masyarakat Tapsel dan Sumatera Utara secara keseluruhan. (Rel/Reza FH)













