PIONERNEWS.COM, TAPANULI SELATAN – Bupati Tapanuli Selatan (Tapsel), H Gus Irawan Pasaribu, menegaskan bahwa, pembangunan PLTA Sipirok-Marancar-Batang Toru (Simarboru) merupakan perjalanan panjang yang telah ia perjuangkan sejak masih menjabat sebagai Ketua Komisi VII DPR RI.
“Sejak awal saya ikut mendesak proyek (PLTA) ini berjalan. Dulu tidak mudah,” kata Bupati saat membuka sosialisasi ‘Commissioning’ PLTA Simarboru di Dusun Suka Maju, Desa Hapesong Baru, Kecamatan Batang Toru, Kabupaten Tapsel, pada Jumat (14/11/2025).
Dalam kegiatan yang dirangkai dengan peninjauan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) setempat itu, Gus Irawan mengaku bahwa, dulu ada perang dagang antara Amerika dan Tiongkok yang berebut pengaruh untuk dapat mengelola PLTA ini.
Ketika investor dari Tiongkok yang menang, lanjut Gus Irawan, Amerika menggerakkan NGO lewat isu satwa langka Pongo Tapanuliensis (Orangutan Tapanuli). Menurutnya yang berasal dari Marancar, ia mengaku tidak ada yang lebih mencintai Pongo Tapanuliensis selain warga setempat.
Justru sejak awal pihaknya meminta agar PLTA menjaga kelestarian hutan Batang Toru. Karena, hutan adalah sumber air bagi pembangkit listrik. Maka, saat itu dibuat komitmen untuk membuat wildlife corridor, jalur penyeberangan satwa.
Bupati mengungkapkan bahwa, meski awalnya PLTA dijadwalkan beroperasi penuh pada akhir 2026, ia meminta perusahaan untuk mempercepat proses tersebut mengingat kondisi keuangan daerah yang terdampak pengurangan APBN–APBD.
“Saya minta dipercepat karena daerah butuh dukungan fiskal. Alhamdulillah, dipercepat lebih dari satu tahun. Akhir tahun ini satu turbin sudah beroperasi dan Maret 2026 keempat turbin beroperasi penuh,” jelasnya.
Ia memaparkan, PLTA Simarboru sendiri, memiliki kapasitas 510 Megawatt dan setelah beroperasi, Kabupaten Tapsel akan mulai menerima dana bagi hasil dari energi listrik yang diproduksi.
Terkait proses Commissioning ini, Bupati menyebut, penggenangan di hulu akan dilakukan sebagai bagian dari uji coba bendungan. Volume air yang ditampung hanya 1,8 juta meter kubik dan pengisian berlangsung cepat sekitar 8 jam, tanpa menghentikan aliran sungai.
Sebagai penanggung jawab penanganan darurat sesuai amanat Undang-undang, Bupati telah menggelar rapat bersama Forkopimda untuk mematangkan rencana kontinjensi. Secara empiris belum pernah ada bendungan PLTA yang jebol.
“Tetapi, Undang-undang tetap mewajibkan rencana darurat. PLTA nanti juga membantu me-manage banjir melalui sistem peringatan dini,” tambahnya.
Bupati juga menekankan bahwa, mulai 2027, daerah berpotensi menerima dana bagi hasil dan program CSR dari perusahaan pengelola PLTA yakni, Sipirok, Marancar, Batang Toru, Muara Batang Toru, dan Angkola Sangkunur. Maka, ia berpikir agar dapat secara penuh mengoptimalkan PLTA ini.
“Mohon doanya agar berjalan sukses dan memberi manfaat besar bagi masyarakat,” pintanya.
Di sisi lain, Bupati juga menyampaikan bahwa, Desa Hapesong Baru menjadi lokasi dua dapur program makan bergizi gratis (MBG), selaras dengan program prioritas Presiden Prabowo. Program ini, bukan hanya untuk mengurangi masalah gizi buruk, tapi juga pemerataan ekonomi.
“Daging dan telur kita masih kurang. Banyak tanah di Tapsel yang menganggur, ini peluang bagi warga untuk mulai menanam komoditas yang dibutuhkan MBG,” pungkasnya.
Sementara, Ketua Fraksi Gerindra DPRD Tapsel, Rocky AP Gultom, mengajak masyarakat untuk mendukung pengoperasian PLTA Simarboru karena kapasitas 510 Megawatt ini diyakini membawa efek ekonomi yang signifikan.
“Kami juga mendorong masyarakat untuk menanam palawija yang gunanya untuk mendukung program makan bergizi gratis. Ini peluang agar kebutuhan tidak harus dari luar daerah,” sebutnya.
Tokoh masyarakat Sumatera Utara yang juga mantan Bupati Tapsel dua periode, H Syahrul M Pasaribu, yang ikut hadir, turut mengapresiasi kinerja Gus Irawan dan jajaran yang telah mendorong percepatan operasi PLTA Simarboru.
“Proyek ini sudah berjalan sejak zaman saya (Bupati). Empat kali tertunda. Berkat dorongan Pak Gus, insha Allah awal Januari ini satu turbin sudah bisa beroperasi,” tuturnya.
Ia juga menepis isu-isu miring soal kualitas lingkungan Sungai Batang Toru. Ia mengaku, dua hari lalu makan ikan dari Sungai Batang Toru, dan rasanya masih enak. Ada rumor yang mengatakan sungainya beracun, maka ia tegaskan bahwa, informasi itu tidak benar.
“Kami berharap operasional PLTA dapat meningkatkan pendapatan daerah,” harapnya.
Setelah itu dilakukan peninjauan BUMDes untuk melihat kesiapan desa dalam mendukung rantai pasok pangan lokal. Di situ Bupati berdiskusi bersama masyarakat dan mengajak agar selalu menjaga ekosistem Batang Toru sekaligus menyambut hadirnya PLTA sebagai motor penggerak ekonomi Tapsel.
Kegiatan ini turut dihadiri Camat Batang Toru Mara Tinggi, beserta Forkopimcam, pihak PT NSHE selaku operator PLTA Simarboru, serta tokoh masyarakat maupun adat setempat. (Reza FH)















