Example floating
Example floating
BeritaDaerahPemkab TapselSumutTapanuli Selatan

Bupati Pacu Pertumbuhan Ekonomi Tapsel: SDG’s Dilirik Nasional, MBG Berputar Rp400 Miliar, PLTA Dikebut

18
×

Bupati Pacu Pertumbuhan Ekonomi Tapsel: SDG’s Dilirik Nasional, MBG Berputar Rp400 Miliar, PLTA Dikebut

Sebarkan artikel ini
Bupati Tapsel Gus Irawan Pasaribu, bersama Ketua Ketua Fraksi Gerindra DPRD Tapsel, Rocky AP Gultom, tokoh masyarakat Sumatera Utara yang juga mantan Bupati dua periode, H Syahrul M Pasaribu, dan ratusan jamaah BKMT Batang Toru, berfoto bersama di sela pengajian akbar
Foto Bersama: Bupati Tapsel Gus Irawan Pasaribu, bersama Ketua Ketua Fraksi Gerindra DPRD Tapsel, Rocky AP Gultom, tokoh masyarakat Sumatera Utara yang juga mantan Bupati dua periode, H Syahrul M Pasaribu, dan ratusan jamaah BKMT Batang Toru, berfoto bersama di sela pengajian akbar. (Foto: Dok Prokopim Tapsel)

PIONERNEWS.COM, TAPANULI SELATAN – Bupati, H Gus Irawan Pasaribu, mengaku, saat ini Tapanuli Selatan (Tapsel), mulai dilirik nasional di bidang SDG’s lewat program ketahanan pangan yaitu, 1.000 kolam. Hebatnya, aku Gus Irawan, di Pulau Sumatera, yang mewakili ke tingkat nasional untuk program SDG’s ini hanya Tapsel.

Dan pada Senin (17/11/2025) nanti, ia akan bertolak ke Jakarta untuk mengikuti penilaian program Pemkab Tapsel ini. Sesungguhnya, menurut Gus Irawan, ia bukan berharap piala ataupun penghargaan dari program ini. Tapi paling tidak, ketika sudah dilirik nasional, Tapsel bisa lebih mudah mengajukan program pembangunan ke pusat.

“Kalau program SDG’s ini bernilai baik, maka akan mudah bagi kita untuk ajukan pengadaan irigasi misalnya, karena program 1.000 kolam ikan ini butuh ketersediaan air yang cukup,” kata Bupati di hadapan ratusan jamaah pengajian akbar Badan Kontak Majelis Taklim (BKMT) Batang Toru, Jumat (14/11/2025).

Ia memaparkan, saat ini, Kabupaten Tapsel menghadapi situasi yang tak mudah. Tahun ini, transfer pusat ke daerah berkurang Rp113,5 miliar. Dan tahun depan, berkurang lagi Rp254 miliar. Baginya, ini angka yang sangat besar.

Namun begitu, soal pembangunan atau menggerakkan ekonomi di Tapsel, Gus Irawan mengaku tidak pernah ragu. Karena sebenarnya, menurut Bupati, bukan anggarannya yang berkurang, tapi sistemnya saja yang berubah.

“Kalau dulu, dari pusat anggaran masuk ke APBD, kami bahas dengan dewan, kemudian kita programkan, baru dianggarkan, dan dijalankan. Nah sekarang, program daerah sebagiannya dikelola pemerintah pusat, karena Presiden kita, Bapak Prabowo ingin mengucurkan dana itu langsung agar rakyat bisa menerima manfaatnya itu antara lain, dengan program makan bergizi gratis (MBG),” bebernya.

Kalau ke daerah Tapsel, transfer pusat berkurang sebesar Rp254 miliar tahun depan, sesungguhnya jika sudah berjalan dapur-dapur MBG ditahun depan yang saat ini dikejar penyelesaiannya yang total targetnya 91.000 dapur, maka perputaran uang per hari di dapur MBG itu sebesar Rp1,4 miliar atau sebulan Rp35 miliar atau setahun Rp400 miliar lebih.

Termasuk salah satunya Kecamatan Batang Toru adalah yang terbesar dalam menerima manfaat program MBG di Kabupaten Tapsel dan inilah yang menggerakkan roda ekonomi. Belum lagi, tahun ini tim pusat sudah datang meninjau Sekolah Rakyat yang sedang berproses pembangunan gedungnya di Tapsel.

Ia menuturkan, tahun ini sudah berjalan program tersebut dan untuk sementara proses belajar mengajarnya dilakukan di Balai Latihan Kerja (BLK) Tapsel di Siharang-harang, Kota Padangsidimpuan. Nanti, di areal Perkantoran Pemkab Tapsel akan dibangun bangunan baru untuk Sekolah Rakyat dengan anggaran Rp250 miliar.

“Dari kedua program itu saja sudah Rp650 miliar lebih uang akan berputar di Tapsel. Oleh karena itu, kalau soal pembangunan saya tidak khawatir,” tegas Bupati.

Ia mengatakan, tujuan program MBG Presiden sangat mulia. Selain mencegah stunting, juga untuk pemerataan ekonomi. Karena, kebutuhan untuk dapur MBG, harapannya dihasilkan dari daerah setempat.

Maka dari itu, ia berharap, BKMT, Koperasi desa/kelurahan merah putih, atau siapapun agar mengambil bagian memenuhi dapur-dapur MBG ini. Sebagai contoh, setiap dapur itu akan mengelola 3.000 hingga 4.000 pcs makanan. Kalau lauknya telur, maka satu dapur butuh 3.000 telur. Kalau di Batang Toru ada 3 dapur, maka kebutuhannya sekitar 9.000 telur.

“Ironisnya, kami sudah melihat data di Dinas Pertanian dan BPS, ternyata telur di Tapsel itu kebanyakan datang dari luar daerah. Yang dihasilkan Tapsel itu hanya sekitar 15 persen saja, sisanya dari luar daerah. Maka ini kesempatan bagi kita untuk bisa memulainya, mungkin beternak ayam petelur atau pedaging,” ajak Bupati.

Gus Irawan juga menghimbau masyarakat untuk menanami tanah-tanah yang masih menganggur, bisa berbentuk tanaman buah atau sayur, agar bisa memenuhi dapur-dapur MBG.

Pembangkit Listrik Tenaga Air Simarboru

Sebelumnya di hari yang sama, Gus Irawan melakukan kunjungan kerja dan sosialisasi di Desa Hapesong Baru dusun Tanjung Mulia atau Benteng dan masyarakat Taman Sari akan beroperasinya investasi PLTA.

Di pengajian akbar BKMT Batang Toru yang dipusatkan di Desa Perkebunan Hapesong itu, ia juga menjelaskan tentang pentingnya percepatan operasinal PLTA Simarboru (Sipirok-Marancar-Batang Toru) dan memohon doa dan dukungan agar berjalan lancar.

Investasi PLTA ini sebelumnya sudah diperjuangkan Bupati Tapsel terdahulu, Syahrul M Pasaribu, yang Gus Irawan juga ikut terlibat mengawalnya. Ia sadar, untuk mendatangkan investasi di daerah itu tidak mudah, apalagi nilainya mencapai Rp21 triliun lebih.

“Alhamdulillah, karena saya juga dulu ikut mengawal investasi ini, bahkan sebelum saya jadi Bupati Tapsel sudah berbicara ke PT NSHE yang menjadi operator dalam pembangkit ini, untuk mendesak percepatan penyelesaian proyek pembangunannya, agar kemudian PLTA ini bisa menghasilkan energi listrik,” tuturnya.

Karena ketika produksi sudah berjalan dan masuk ke sistem PLN, maka Tapsel akan mendapat bagi hasil dari energi listrik yang dihasilkan 510 Megawatt itu. Tadinya direncanakan akhir tahun depan berproduksi. Karena ia terus mendorong dan memfasilitasi, maka PLTA akan mulai beroperasi di akhir 2025 ini atau setahun lebih cepat dari target awal.

Ia mengaku, akhir bulan ini, PLTA akan uji coba dengan menggenangi bendungan yang ada di Sipirok. Hanya 18 juta meter kubik air yang akan menggenangi bendungan. Maka untuk menggenangi bendungan nanti pada 30 November hanya butuh waktu 8 jam.

Memang, diakuinya, saat penggenangan nanti, aliran air akan ditutup, tapi tidak 100 persen, masih dialirkan 20 meter kubik dan hanya berlangsung 8 jam. Untuk uji coba dibutuhkan waktu 3 pekan, atau butuh waktu kurang lebih sebulan dari 30 November itu sudah bisa berproduksi listriknya.

“Itu baru satu turbin yang berputar dari 4 turbin di PLTA Simarboru. Ditergetkan pada Maret 2026, seluruh turbin sudah berputar. Artinya di 2027, kita boleh berharap, keuangan daerah Tapsel bisa lebih baik, karena ada dana bagi hasil,” sebut Bupati.

Saat perusahaan beroperasi juga nanti, ia mengajak semua pihak untuk sama-sama mendoakan agar operasionalnya sukses dan untung, supaya Tapsel bisa meminta CSR untuk membantu membangun daerah. Terutama, untuk beberapa kecamatan di lingkar PLTA yaitu, Sipirok, Marancar, Batang Toru, Muara Batang Toru, hingga Angkola Sangkunur.

Sebagai Bupati, ia mengaku mempunyai tanggung jawab juga akan kelancaran investasi ini. Karenanya Pemkab Tapsel sudah dan akan turun melakukan sosialisasi ke beberapa lokasi yang dekat dengan titik penggenangan.

Misalnya, di Kecamatan Sipirok dan di Kecamatan Batang Toru serta Kecamatan Muara Batang Toru dan Sangkunur sebagai hilir dari sungai Batang Toru yang selama ini menjadi kawasan langganan banjir.

Memang, PLTA ini tidak ditujukan untuk mengatasi banjir, tapi dengan adanya pembangkit ini, paling tidak bendungan bisa mengontrol volume air berlebih yang bisa berpotensi memicu banjir. Nanti, mungkin perusahaan akan memasang sistem peringatan dini semacam sirine, untuk meminimalisir atau memitigasi dampak dari insiden banjir.

“35 Meter dari bendungan sudah dipasang alat untuk mendeteksi debit air. Jika debit air datang melimpah yang mungkin bisa berpotensi banjir, maka 35 Km dari bendungan di Sipirok sana sudah bisa dideteksi,” urainya.

“Artinya, masyarakat yang berada di hilir seperti, Batang Toru, Muara Batang Toru, dan Angkola Sangkunur, sudah bisa mengantisipasinya. Dengan investasi ini juga, Tapsel sudah dilirik dunia karena bisa menghasilkan energi bersih yang tidak mencemari lingkungan,” tambahnya.

Selain mengkonsolidasikan potensi daerah untuk mengatasi kesulitan keuangan daerah, ia yang sebelumnya sudah berkecimpung di tingkat nasional, malu melihat beberapa rapor-rapor resmi pemerintah Tapsel yang banyak masih merah. Salah satunya, soal digitalisasi daerah di Tapsel berada di bawah Nias.

“Kemudian di SAKIP, Tapsel masih berada di nilai CC atau sedang, saya merasa tidak puas dan itu sudah bertahan 5 tahun, ini akan diupayakan meningkat menjadi B atau bahkan A,” ungkap Gus Irawan.

Dalam kesempatan ini pula, Gus Irawan mengaku bahwa, pengajian akbar ini, baginya menjadi sarana pelepas rindu bersama masyarakat Batang Toru. Untuk itu, pada Kamis (20/11/2025) usai salat Zuhur, ia turut mengundang masyarakat untuk datang di acara tabligh akbar di Lapangan Astaka, Komplek Perkantoran Pemkab Tapsel sebagai rangkaian HUT Tapsel ke-75.

“Kemarin sudah dihadirkan Ustad Ucay di sini, mungkin masyarakat masih belum puas. Nanti, di tabligh akbar kita juga akan hadirkan Ustad Ucay lagi,” tandasnya disambut tepuk tangan gembira dari jamaah.

Sebelumnya, tokoh masyarakat Sumatera Utara sekaligus mantan Bupati Tapsel dua periode, H Syahrul M Pasaribu, dalam sambutannya juga berharap kepada semua yang hadir dalam pengajian akbar itu agar terus mengembangkan dan mempertahankan BKMT ini yang dibentuknya tahun 2011.

“Dan mudah-mudahan anggota BKMT ini bertambah,” pintanya.

Menurutnya, masyarakat Tapsel juga harus berterima kasih ke Bupati Gus Irawan Pasaribu, khususnya dalam percepatan produksi listrik di PLTA Simarboru. Karena sebelumnya sempat 4 kali mundur operasionalnya. Setelah 6 bulan Gus Irawan bekerja, bisa mendorong agar akhir tahun ini PLTA Simarboru mulai beroperasi.

“Saya sebenarnya yang paling bersyukur dan bahagia jika PLTA ini segera beroperasi, karena sejak awal saya terlibat agar potensi PLTA Simarboru ini dapat didaya gunakan,” sebutnya.

Ia memaparkan, awal dimulainya proyek ini berangkat dari diskusi dengan pengembang PT NSHE pada Oktober 2010 silam dan sampai pertengahan 2011 mereka melakukan survei awal. Kemudian, 2 November 2021, ia menerbitkan izin lokasi untuk wilayah Kecamatan Marancar, Sipirok dan Batang Toru.

Terhadap izin lokasi ini, Syahrul mengaku juga dilakukan perubahan, perluasan, dan penyempurnaan sampai empat kali diterbitkan surat keputusan dan terakhir pada 8 April 2015 tentang perpanjangan izin lokasi pembangunan PLTA Simarboru kepada PT NSHE.

Sedangkan terkait PPA (Power Purchased Aggrement), sambung Syahrul, kontrak harga jual beli energi listrik antara PT NSHE dan PLN ditandangani 21 Desember 2015. Di pertengahan jalan yaitu, akhir 2017 dan 2018 sempat terjadi gonjang-ganjing terkait penanganan Pongo Tapanulisies (Orangutan Tapanuli) jika proyek ini dijalankan.

Sempat, sekitar satu setengah tahun pembangunan PLTA ini terganggu atau melambat pembangunannya. Tapi di tangan Gus Irawan yang ketika itu menjabat Ketua Komisi VII DPR RI bidang Energi dan Lingungan Hidup serta Kehutanan bersama Pemkab Tapsel, segera mencari solusi penanganannya.

Dan di 2020 atau di era pandemi Covid-19, makin memperlambat percepatan pembangunan PLTA ini. Namun, setelah Gus Irawan menjabat Bupati Tapsel, di kurun waktu yang singkat telah berhasil mendorong percepatan pembangunannya.

 

“Dan insha Allah, akhir tahun ini operasional PLTA dapat dimulai dan hal ini pantas diapresiasinya,” terangnya.

Dulu sewaktu menjabat Bupati, Syahrul sering mengatakan bahwa, Tapsel adalah sekeping surga yang diturunkan Tuhan ke Bumi. Di Tapsel ini ada tambang emas hingga potensi pembangkit listrik. Terlebih, energi listrik yang dihasilkan PLTA karena alamnya yang sangat mendukung.

Untuk itu, menurutnya, seorang pemimpin harus bisa mengelola potensi alam untuk bisa memberikan manfaat bagi masyarakat Tapsel maupun negara. Syahrul menjelaskan, seandainya nanti PLTA sudah beroperasi maka pajaknya yang berwenang mengutip adalah Pemprov Sumatera Utara.

Tentunya, bagian Tapsel ada di situ. Karenanya, ia berharap ke Bupati Tapsel agar bisa menyampaikan ke Gubernur Sumatera Utara, Bobby Nasution, supaya bagian Provinsi tersebut bisa digunakan untuk menormalisasi atau membangun bendung di Sungai Batang Toru yang merupakan kewenangan Pemprov.

Kemudian, hasil pajak air permukaan PLTA nanti, sekaligus bisa menambah pendapatan daerah yang digunakan untuk pembangunan Tapsel seperti diwilayah Sipirok, Marancar, Batang Toru, Muara Batang Toru, hingga ke Angkola Sangkunur. Sebab baginya, ini salah satu solusi dalam mengatasi kesulitan keuangan daerah ke depan.

Karena, situasi ruang fiskal yang sempit saat ini tidak mudah mengatasinya. Di kesempatan itu pula, Syahrul juga berharap agar potensi energi listrik lainnya, seperti PLTA Siborpa Aek Bilah kapasitas 114 MW dan PLTP (eks Unocal) di Sipirok dapat didorong Pemkab Tapsel percepatan pembangunannya.

“Paradigma pembangunan yang berubah saat ini seperti, banyaknya program pembangunan yang langsung dikelola pusat di daerah, oleh pimpinan daerah harus mampu mencermatinya. Karena sesungguhnya, perputaran uang di Tapsel tidak berkurang. Hanya saja, uang yang dikelola pemerintah daerah dari dana transfer pusat yang banyak berkurang,” pungkas Syahrul menutup.

Tampak hadir dalam kegiatan ini, Ketua Fraksi Gerindra DPRD Tapsel Rocky AP Gultom, Manager perkebunan Hapesong dan Manager Pabrik Kelapa Sawit (PKS), Kepala Desa dan Lurah se-Kecamatan Batang Toru, tokoh agama dan tokoh masyarakat lainnya. (Reza FH)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *