PIONERNEWS.COM, JAKARTA — Proses penjurian nasional untuk menentukan Top 5 Integrated Sustainability Indonesia Movement (I-SIM) 2025 resmi digelar di Gedung Graha Surveyor Indonesia, Jakarta, Senin (17/11/2025).
Ajang ini menjadi momentum penting bagi pemerintah daerah dalam unjuk kinerja pembangunan berkelanjutan, khususnya pada sektor pangan, gizi, dan penguatan ekonomi masyarakat.
Tahun ini, I-SIM 2025 mengusung tema besar ‘Inovasi Pangan dan Gizi: Peningkatan Kualitas SDM, Percepatan Pertumbuhan Ekonomi yang Berkelanjutan, dan Penurunan Kemiskinan’.
Program ini diselenggarakan PT Surveyor Indonesia bersama APKASI, APEKSI, dan KPPOD, serta berada di bawah supervisi Kementerian PPN/Bappenas.
Tahap penjurian diikuti 7 panelis dari berbagai lembaga strategis nasional antara lain, Prof Dr Zuzy Anna, MSi (Director SDGs Center UNPAD). Lalu, Pungkas Bahjuri Ali (Kepala Sekretariat Nasional SDGs, Kementerian PPN/Bappenas).
Kemudian, Aprilia Ika (Redaktur kompas.com), Rully Marinto (Vice President DBS Sustainability and Environment PT Surveyor Indonesia), Nita Sosiawati, ST, MT (Analis Kebijakan Ahli Madya Urusan Pengendalian Penataan Ruang dan Fasilitasi KLHS, Kemendag).
Selanjutnya, Adriadi Dimastanto (Ketua Umum Indonesian Association of Urban and Regional Planners).
Melalui forum ini, pemerintah daerah didorong untuk memperkuat perannya dalam percepatan pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs) 2030.
Pada babak final penjurian, 5 daerah berhasil masuk Top 5 I-SIM 2025, yakni Kabupaten Bogor, Kabupaten Karawang, Kabupaten Temanggung, Kabupaten Kepulauan Selayar, dan Kabupaten Tapanuli Selatan (Tapsel).
Masing-masing daerah diberi kesempatan memaparkan inovasi unggulan mereka langsung di hadapan panelis.
Tapsel Angkat Tradisi Lokal melalui Gerakan 1.000 Kolam
Dalam sesi pemaparan, Kabupaten Tapsel menonjolkan inovasi berbasis kearifan lokal bertajuk ‘Gerakan 1.000 Kolam’. Program ini terinspirasi dari tradisi lubuk larangan, dikembangkan menjadi model ketahanan pangan modern berbasis budidaya ikan.
Gerakan ini membawa tagline: ‘Melestarikan tradisi, memperkuat ketahanan pangan, menumbuhkan kesejahteraan rakyat. Dari lubuk ke kolam, dari tradisi ke inovasi’.
Bupati Tapsel, H Gus Irawan Pasaribu, menyampaikan secara langsung bagaimana gerakan tersebut memberi dampak nyata bagi peningkatan gizi masyarakat, penguatan ekonomi lokal, dan pelibatan aktif komunitas adat.
“Gerakan 1.000 Kolam adalah upaya kolaboratif antara pemerintah daerah, kelompok masyarakat, dan komunitas adat,” jelasnya.
Ia menegaskan bahwa, konsep yang sederhana tetap mampu menghadirkan manfaat luas. Budidaya kolam yang dikembangkan ini memanfaatkan pekarangan rumah, lahan tidur, hingga sumber air kecil.
Program ini juga menekankan teknologi tepat guna yang mudah diterapkan oleh masyarakat sebagai sarana ketahanan pangan keluarga sekaligus membuka peluang ekonomi.
“Besar harapan kami, gerakan ini dapat menjadi model nasional bahwa, inovasi tidak selalu harus mahal. Ia bisa lahir dari nilai budaya, gotong royong, dan inisiatif masyarakat,” ujarnya.
Bupati menambahkan, perpaduan antara tradisi dan inovasi merupakan kunci lahirnya solusi berkelanjutan.
“Gerakan 1.000 Kolam adalah bukti bahwa ketika tradisi dipadukan dengan inovasi, maka tercipta langkah nyata untuk ketahanan pangan dan kesejahteraan rakyat,” tegasnya.
Usai pemaparan, panelis menggelar sesi tanya jawab yang disaksikan seluruh peserta. Apresiasi berupa tepuk tangan turut mengiringi penutup sesi presentasi Bupati Tapsel, menandai antusiasme dan penghargaan atas inovasi yang dihadirkan daerah tersebut. (Rel/Reza FH)















