Ketua Kader Konservasi Alam Tapanuli Selatan Anwar Harahap mengatakan, kegiatan yang dilakukan ini merupakan inisiasi dari sejumlah kader konservasi, untuk bisa bertemu dan berdiskusi langsung dengan Bupati Tapanuli Selatan, Dolly Pasaribu.
“Alhamdulillah, dan terima kasih kami ucapkan kepada Pak Bupati yang sudah datang dan menyempatkan waktunya untuk bisa bertatapmuka dan berdiskusi secara langsung dengan kami. Dan ini sebuah kebanggaan bagi kami para kader konservasi,” ujar Anwar di hadapan Bupati, Selasa 22 November 2022.
Anwar menjelaskan, Kader Konservasi Alam Kabupaten Tapanuli Selatan adalah seseorang yang telah dididik dan dilatih, serta dikukuhkan sebagai seorang kader yang memiliki kesadaran, dan ilmu pengetahuan tentang konservasi alam. Yang dengan suka rela bersedia menyampaikan pesan konservasi kepada masyarakat.
Kader Konservasi Alam ini berasal dari masyarakat desa yang bermukim dan tinggal berdekatan dengan kawasan konservasi yakni Suaka Alam Lubuk Raya.
Hingga ke Cagar Alam Sibual-buali serta Cagar Alam Dolok Sipirok yang ada di Kabupaten Tapanuli Selatan.
“Kami secara keseluruhan berjumlah 110 orang, berasal dari tiga kecamatan yaitu, Sipirok, Marancar dan Batang Toru. Dan secara sah di akui negara, dan di kukuhkan sebagai kader konservasi,” ungkap Anwar.
Anwar mengatakan, mereka ingin menjadikan seluruh kader konservasi yang ada, menjadi sebuah lembaga yang legal, dan dapat bermitra dengan Pemerintah Kabupaten Tapanuli Selatan.
“Dan kiranya, apa yang menjadi harapan kami ini, bisa direspon dan segera terealisasi,” ucap Anwar.
Anwar menjelaskan, kader konservasi ini sebagai ujung tombak untuk menjaga lingkungan dan hutan yang ada di masing-masing daerah mereka.
“Dengan kata lain, kami ini sebagai ‘Panjago Harangan’ (Penjaga Hutan). Untuk menjaga dan melestarikannya,” kata Anwar.
“Bagaimana kita memanfaatkan sumber daya alam yang produktif, tentunya kita harus tetap memperhitungkan kondisi hijau kita di Tapanuli Selatan, dan tidak kita izinkan, pihak manapun, yaitu investor untuk seenaknya merusak alam kita ini,” ungkap Dolly.
Dan mereka para investor, jika sudah selesai melakukan investasinya di wilayah Tapanuli Selatan in.
Kemudian di minta agar mengembalikan kondisi alam dan hutan yang ada, dan itu sudah ada perjanjiannya sejak kepala daerah sebelumnya.
Dolly mengatakan, dia sangat mendukung adanya kelompok masyarakat dalam menjaga dan melestarikan lingkungan serta hutannya.
“Dan yang seperti ini, harus mendapat dukungan yang kuat, juga kompensasi.” ujarnya
“Kami sedang mengusulkan, agar masyarakat bisa mengelola dan memanfaatkan hutan, tanpa melanggar aturan dengan program perhutanan sosial,” lanjut Dolly.
Dolly mengatakan, menjaga lingkungan agar bersih dan sehat, juga harus di lakukan. Mulai dari rumah dan lingkungan kita sendiri.
“Seperti penanganan sampah. Mulailah dengan melakukan bersih -bersih,dan jangan membuang sampah di sungai. Dan belajar, bagaimana mengelola sampah agar bisa menjadi nilai ekonomis. Seperti yang sudah di lakukan masyarakat di Desa Hutaginjang, Angkola Timur,” ucap Dolly.
Dolly menyampaikan, dia selalu menerima dan dapat bekerja sama dengan NGO, kelompok-kelompok dan masyarakat yang nyata peduli dengan hutan dan lingkungan.
“Tujuannya bagaimana agar hutan kita yang ada tetap terjaga, tetap lestari dan lingkungan kita juga menjadi bersih,” ujar Dolly.
Ketua Sarikat Hijau Indonesia (SHI) Sumatra Utara, Hendrawan Hasibuan mengatakan, dia bangga menjadi kader konservasi yang di akui negara.
“Semoga dengan kegiatan ini, setelah bertemu langsung dengan Pak Bupati, bisa menjadi pembuka untuk menjalin kerja sama dengan pemerintah,” ungkapnya.
Hendrawan menyebut, sosok Bupati di yakini sebagai pemimpin yang konservatif, melihat dari gaya hidupnya yang sehat.
“Semoga dengan momen silaturahim ini, yang juga untuk memperingati hari pohon sedunia, juga rangkaian peringatan HUT ke-72 Tapanuli Selatan, kita bisa saling bersinergi untuk Tapanuli Selatan yang lebih baik ke depan.” Pungkas Hendrawan.
Tidak ada komentar