Pionernews.com, Padangsidimpuan – Aksi Drs H Jon Sujani Pasaribu, yang mulai menggaungkan kembali Poda Na Lima mulai membuahkan hasil manis, yang mana masyarakat Kota Padangsidimpuan mulai tertarik untuk mengobrolkan falsafah hidup leluhur itu di berbagai tempat.
Misalnya, saat selepas salat Dhuhur, pada Rabu (13/9/2023) lalu, jamaah dan masyarakat sekitar Masjid Al Ikhlas Samora Padangsidimpuan mulai memberi apresiasi ke Jon Sujani Pasaribu yang selama ini, gencar menggaungkan kembali Poda Na Lima.
Malamnya, di salah satu Warung Kopi di Kota Padangsidimpuan, sejumlah masyarakat juga menyatakan dukungannya ke Jon Sujani Pasaribu atas inisiasinya menggaungkan kembali Poda Na Lima. Masyarakat secara umum, menginginkan agar Poda Na Lima, kembali menjadi pegangan hidup insan di Tabagsel.
Poda Na Lima Miliki Makna Luas
Salah satu Tokoh Masyarakat, H Marataman, dan lainnya, selepas salat Jumat, melepas obrolan dengan Jon Sujani Pasaribu di Masjid Al Ikhlas Samora. Menurut Marataman, makna Poda Na Lima ini sangat berarti bagi masyarakat di Tabagsel.
“Mengingat, penafsiran dari setiap butir falsafah Poda Na Lima ini juga sangat luas. Poda Na Lima, menurut kami tak lekang termakan waktu. Maka, kami sangat mendukung, niatan dari saudara kami Jon Sujani Pasaribu untuk menggaungkan Poda Na Lima,” terangnya.
Anggota DPRD Padangsidimpuan ini juga menyebut, bahwa penafsiran dari setiap butir Poda Na Lima sarat akan hikmah. Dan jika masyarakat mulai sejak dini mau menerapkannya, maka efek atau dampak positifnya pasti akan sangat dahsyat di kemudian hari.
“Poda Na Lima menurut hemat kami juga, sangat menarik sebagai bahan perbincangan. Sebagai warisan orang tua terdahulu, Poda Na Lima ini harus kita sosialisasikan kembali mulai dari lingkup terkecil, yaitu keluarga,” ajak politisi Partai Hanura itu.
Poda Na Lima Harus Warnai Berbagai Media
Sementara, Penggiat Broadcaster di Kota Padangsidimpuan, Darwis Sitompul, juga sangat antusias mendukung rencana Jon Sujani Pasaribu menggaungkan Poda Na Lima. Menurutnya, sebagai seorang broadcaster, Poda Na Lima harus mulai mewarnai berbagai media, baik itu mainstream maupun sosial.
“Karena, sasarannya lebih fokus ke para generasi milenial. Yang mana, saat ini generasi Z ini, sangat akrab dengan media sosial. Dengan kita selalu menyelipkan pesan Poda Na Lima di konten-konten kita, maka harapannya, generasi milenial akan terus mengingat falsafah tersebut,” urainya.
Sejalan dengan Hukum Agama dan Pancasila
Sedangkan Pengasuh Pesantren Dar Al Rizah, Ustad Arkan, menyatakan hal yang senada. Baginya, tidak ada nilai-nilai di setiap butir Poda Na Lima yang bertentangan dengan hukum Islam. Justru menurutnya, seseorang yang menerapkan Poda Na Lima, maka ketaatannya kepada Agama, bisa cenderung bertambah.
“Selain selaras dengan hukum Agama, Poda Na Lima menurut kami juga seiring sejalan dengan Pancasila dan UUD 1945 Indonesia. Oleh karena itu, kita sebagai generasi penerus, sudah barang tentu harus lestarikan warisan leluhur ini,” ucapnya.
Cinta Kampung Halaman Bulatkan Tekad Gaungkan Poda Na Lima
Terpisah, Jon Sujani Pasaribu, kepada awak media, Minggu (24/9/2023) siang, mengutarakan, bahwa hal yang membulatkan tekadnya gaungkan kembali Poda Na Lima, yaitu lantaran kecintaannya ke Kampung Halaman.
Pria kelahiran asli Padangsidimpuan yang malang melintang di Perbankan selama lebih kurang 30 tahun itu merasa, ia harus berbuat bagi tanah kelahirannya. Karena, selama di tanah rantau menjadi petinggi di BUMN, ia selalu menerapkan Poda Na Lima.
“Meski saya harus berpindah-pindah tempat tugas di Pulau Jawa selama 30 tahun, saya selalu ingat pesan orang tua kita terdahulu di Bumi Dalihan Na Tolu. Salah satunya Poda Na Lima. Karena, Poda Na Lima, saya bisa hidup dengan baik di tanah rantau,” ujarnya.
Oleh karenanya, ia ingin bumikan kembali Poda Na Lima. Karena, ia merasa menjadi orang yang hidup dengan baik, berkat menerapkan falsafah Poda Na Lima selama hidup di tanah rantau. Ia juga mengaku, Poda Na Lima ini harapannya bisa menghalau generasi penerus dari bahaya gadget yang berlebihan.
“Saya coba survei di beberapa tempat di Padangsidimpuan, bahkan anak-anak kita di sini, sudah tak tahu apa itu Poda Na Lima. Memang miris kita mendengarnya. Tapi, kita tidak perlu menyalahkan siapapun. Tugas kita sekarang, bagaimana generasi penerus nanti bisa jadikan Poda Na Lima menjadi jargon,” inginnya.
Terakhir, ia memohon dukungan dari seluruh elemen masyarakat, supaya sama-sama mulai membicarakan dan membahas Poda Na Lima. Bila perlu, menurutnya, ada wadah atau forum yang khusus menggaungkan Poda Na Lima ke segenap masyarakat.
“Mari sama-sama kita gaungkan kembali Poda Na Lima ini. Supaya, generasi kita mendatang, tak asing dengan falsafah leluhur yang luar biasa dahsyat ini. Kalau bukan kita yang memulai, siapa lagi? Dengan kekompakan kita bersama, saya yakin Poda Na Lima kembali membumi di Tabagsel, khususnya Kota Padangsidimpuan,” beber Jon Sujani Pasaribu menutup.
Sekilas Poda Na Lima
Sebagai informasi, “Poda Na Lima” adalah falsafah, nasihat, atau petuah yang terdiri dari 5 unsur di masyarakat Batak Angkola dan Mandailing. “Poda Na Lima” memiliki makna yang luas, baik lahir maupun batin.
Isi dari “Poda Na Lima” dalam Bahasa Angkola-Mandailing antara lain, pertama Paias Rohamu (Bersihkan Jiwamu). Kedua, Paias Pamatangmu (Bersihkan Badanmu). Ketiga, Paias Parabitonmu (Bersihkan Pakaianmu). Keempat, Paias Bagasmu (Bersihkan Rumahmu). Dan kelima, Paias Pakaranganmu (Bersihkan Lingkunganmu).