Example floating
Example floating
BeritaDaerahPolisi KitaSumutTapanuli Selatan

Perjuangan Hidup Yasir Ahmadi Kecil, Terombang-ambing di Atas Ombak dan Badai Lautan

52
×

Perjuangan Hidup Yasir Ahmadi Kecil, Terombang-ambing di Atas Ombak dan Badai Lautan

Sebarkan artikel ini
Kapolres Tapsel, AKBP Yasir Ahmadi, bernincang ramah sembari mengusap dahi seorang bayi seraya mendoakannya agar sukses kelak saat kunjungan ke Pasar
Berbincang Ramah : Kapolres Tapsel, AKBP Yasir Ahmadi, bernincang ramah sembari mengusap dahi seorang bayi seraya mendoakannya agar sukses kelak saat kunjungan ke Pasar. (Foto : Istimewa)

PIONERNEWS.COM, TAPANULI SELATAN – Waktu itu, di tahun 1983, ombak di salah satu lautan di Kabupaten Mandailing Natal (Madina) begitu kencangnya. Dari atas sebuah perahu, salah satu penumpang, Hj Farida Hanum Matondang berdoa kepada Allah SWT, agar ia dan anaknya selamat dari terkaman kerasnya ombak di lautan.

Betapa tidak, dalam dekapan pelukannya, ia tengah menggendong bayi berusia 3 bulan. Bayi itu bernama Yasir Ahmadi. Karena cuaca sedang badai, membuat udara begitu dingin. Badan mungil Yasir Ahmadi, tampak membiru. Beruntung, Allah SWT menyelamatkan mereka hingga ke daratan.

Siapa sangka, bayi merah yang sempat terombang-ambing di lautan dahsyat itu, kini menjabat sebagai Kapolres Tapanuli Selatan (Tapsel). Ialah, AKBP Yasir Ahmadi, SIK, MH. Menurut penuturan Hj Farida Hanum Matondang, yang tak lain Ibunda Yasir Ahmadi, saat itu, mereka hendak pergi ke tempatnya mengajar.

Hj Farida Hanum Matondang, saat itu adalah tenaga pendidik atau Guru Agama Islam di satu Sekolah di Kabupaten Madina. Meski lahir di Siborang, Kota Padangsidimpuan, ia terpaksa membawa Yasir Ahmadi ke Kabupaten Madina, karena begitu cintanya kepada anaknya.

Sewaktu hendak menyeberang ke lokasi tempatnya mengajar, tukang perahu mengatakan bahwa, cuaca sedang bagus. Namun nahas, di tengah perjalanan tiba-tiba badai yang sangat kencang datang.

Sontak, buah hati pasangan Alm Ustad H Ahmad Syaukani dan Hj Farida Hanum Matondang ini, menangis sejadi-jadinya. Karena khawatir akan anaknya, Hj Farida Hanum Matondang menguatkan kain gendongan bayinya yang tak lain adalah Yasir Ahmadi.

“Saya berkata dalam hati kepada Allah SWT di tengah laut, kalau mau mati aku, matilah. Tapi sama anakku (Yasir-red). Jangan pisahkan aku dengan anakku,” ucapnya mengenang kisah cinta antara Anak dan Ibu saat wawancara eksklusif Tim Kreatif pionernews.com di Rumah Tahfidz gratis milik keluarga Alm H Ahmad Syaukani di Sadabuan, Kota Padangsidimpuan, baru-baru ini.

Terombang-ambing Ombak, Baju Tertinggal

Cerita perjuangan belum usai. Saat tiba di lokasi mengajar, Hj Farida Hanum Matondang, bersama salah seorang muridnya menumpangi mobil untuk menuju Rumah tempat tinggal mereka selama di sana.

Nahas, setiba di Rumah, baju Yasir Ahmadi kecil tinggal di mobil yang mereka tumpangi. Walhasil, Hj Farida Hanum Matondang dan muridnya mengajar, pergi menjemput baju Yasir Ahmadi ke mobil lagi.

“Baru saya pakaikan baju itu samanya (Yasir Ahmadi). Udah biru semua badannya,” terang Hj Farida Hanum Matondang, sembari terdengar sayup-sayup suara anak-anak penghapal Al Quran di Rumah Tahfidz milik orangtua Yasir Ahmadi itu.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *