PIONERNEWS.COM, ASAHAN – Setidaknya, ratusan petani dari Desa Rawang Pasar V, Kecamatan Rawang Panca Arga, Kabupaten Asahan, menggelar aksi unjuk rasa, Kamis (25/07/2024) siang.
Unjuk rasa ini digelar, lantaran ribuan Hektare lahan tanaman padi mereka terancam gagal panen. Petani, turun unjuk rasa persis di lahan pertanian padi mereka yang sudah beberapa bulan ini mengalami kekeringan.
Ironis memang, di sela memasuki musim tanam padi, para petani hanya bisa gigit jari karena dibayang-bayangi kekeringan. Untuk itu, para petani menggelar aksi unjuk rasa guna menyampaikan aspirasi mereka.
Dalam orasinya, Mangasi Hutahean, mewakili petani yang berunjuk rasa, dengan lantang mengungkapkan rasa kekecewaannya ke Pemkab Asahan. Pihaknya menuding, Pemkab Asahan tidak peduli atas persoalan petani.
“Kekeringan melanda lahan pertanian padi kami di 2 Kecamatan yaitu, Rawang Panca Arga dan Meranti,” pekik Hutahean saat berorasi.
Untuk itu, atas nama petani Kecamatan Rawang Panca Arga, khususnya Desa Rawang Pasar V dan Kecamatan Meranti, pihaknya mengirimkan surat terbuka kepada Presiden RI, Ir Joko Widodo.
“Surat terbuka ini kami kirimkan ke Bapak Presiden Jokowi atas penderitaan yang sedang kami alami,” tegas Hutahean.
Hutahean menjelaskan, selama ini, Sungai atau Irigasi lahan pertanian sawah padi petani di sana, hanya berfungsi sebagai tadah hujan. Yang tentu, mengharapkan hujan turun dari langit saja.
Sampai sekarang, keluh Hutahean, para petani di 2 Kecamatan itu dalam menghadapi musim kemarau masih mengandalkan air yang bersumber dari sumur pompa swadaya masyarakat sendiri untuk mengairi lahan persawahan mereka.
Lanjut Hutahean, sesuai program pemerintah pusat terkait ketahanan pangan Nasional beberapa waktu telah dibangun proyek strategis nasional (PSN) yakni, Bendungan dan Saluran Suplesi di Kecamatan Sei Silau.
Sejatinya, kata Hutahean, Bendungan dan Saluran Suplesi ini akan mengairi 10.700 Hektare lahan persawahan di Kabupaten Asahan. Proyek Bendungan ini telah rampung dikerjakan dengan menelan biaya ratusan miliar rupiah.
Proyek yang bersumber dari APBN ini, sebutnya, miliki target mengaliri seluas 10.700 Hektare lahan dari hilir Sei Bunut seluas 5.250 Hektare dan pengembangan menjadi 8.450 Hektare.
“Serta di Sei Beluru 750 Hektare, pengembangan menjadi 2.250 Hektare,” imbuhnya.
Akibat kekeringan yang melanda lahan persawahan, maka Hutahean pastikan para petani di 2 Kecamatan Rawang Panca Arga dan Meranti akan alami ancaman gagal panen. Peristiwa ini, pasti akan sangat merugikan petani.
“Tolong Pak Presiden melalui Kemen PUPR, agar secepatnya mengatasi masalah kekeringan ini. Sebab kekurangan debit air di lahan persawahan kami diduga masih terkendala terkait pembebasan lahan dengan salah satu pihak Perkebunan Swasta,” pinta Hutahean.
Dengan pengawalan ketat dari personel Polres Asahan, aksi unjuk rasa petani Rawang Panca Arga ini berjalan dengan aman dan kondusif. Setelah puas berorasi, massa akhirnya membubarkan diri.