Example floating
Example floating
BeritaDaerahLifestyleSumutTapanuli Selatan

LKD Fatayat NU Tapsel: Perempuan Indonesia untuk Peradaban Dunia

81
×

LKD Fatayat NU Tapsel: Perempuan Indonesia untuk Peradaban Dunia

Sebarkan artikel ini
Kegiatan LKD Fatayat NU Kabupaten Tapsel
Kegiatan LKD Fatayat NU Kabupaten Tapsel. (Foto: Ist)

PIONERNEWS.COM, TAPANULI SELATAN – Pimpinan Cabang Fatayat Nahdlatul Ulama (NU) Tapanuli Selatan (Tapsel) menyelenggarakan kegiatan latihan kader dasar (LKD), di Pondok Pesantren Raudhatul Falah.

LKD Fatayat NU Tapsel yang mengusung tema: “Menguat Bersama, Maju Bersama, untuk Perempuan Indonesia dan Peradaban Dunia ini, berlangsung selama dua hari sejak Sabtu (19/10/2024) hingga Minggu (20/10/2024).

Ketua NU Tapsel, Hotma Ridho Ranto Siregar, yang membuka LKD tersebut, menyampaikan apresiasinya kepada segenap pengurus Cabang Fatayat NU tersebut. Sebab, telah berhasil dalam menyelenggarakan LKD.

“Yang mana, LKD ini bertujuan untuk upaya memberikan pemahaman tentang ke-aswaja-an (ahlussunnah wal jamaah) kepada para kader perempuan muda NU Kabupaten Tapanuli Selatan,” terangnya.

 Jadi Kader yang Menguat Bersama

Hotma berharap, para peserta LKD ini nantinya mampu menjadi kader yang saling menguat bersama serta maju bersama, untuk perempuan Indonesia dan peradaban dunia. Dan juga, dapat menopang perjuangan NU ke depan.

Apalagi, kata dia, setelah mendapat bekal ilmu dari LKD seperti, wawasan kemandirian hingga ekonomi, yang mampu menjadi kader berdaya saing dalam mendukung dan memberikan kontribusi kepada sayap-sayap NU lainnya.

“Yang tujuannya semata-mata untuk mewujudkan perjuangan kaum Nahdliyin,” imbuh Hotma.

Menurut Hotma, berdirinya Fatayat NU tidak terlepas dari sejarah NU sebagai organisasi induknya dan Indonesia yang merupakan tanah airnya. Saat ini, banyak perempuan muslimah NU yang tampil di berbagai bidang.

“Baik di bidang legislatif, eksekutif, dan Menteri di berbagai forum,” ujarnya.

Bagi Hotma, Fatayat NU merupakan wadah dalam membentuk wanita muda Islam yang bertakwa kepada Allah SWT, ber-akhlakul karimah, bermoral, cakap, serta berguna bagi agama, nusa dan bangsa.

Oleh karenanya, ia mengajak kepada seluruh pengurus Fatayat NU Tapsel untuk menghapus segala bentuk kekerasan, ketidak-adilan, dan kemiskinan di dalam masyarakat. Yaitu, dengan mengembangkan wacana sosial yang konstruktif, demokratif, dan berkeadilan gender.

“Mari wujudkan Tapanuli Selatan yang lebih sejahtera, mandiri, berbudaya, dan berlandaskan nilai-nilai religiusitas,” ajaknya.

 Pentingnya LKD

Sementara, Pengurus Wilayah NU Sumatera Utara (Sumut), Nurhaida Siregar, menilai, LKD Fatayat NU Tapsel ini sangat penting dan tepat eksistensinya, dalam memahami ahlussunnah wal jamaah, keorganisasian NU, dan ke-aswaja-an.

Ia memaparkan, Fatayat NU adalah salah satu badan otonom-nya NU, sebagai sayap organisasi bagian wanita muda. Kader-kader Fatayat NU, pintanya, harus memahami betul mengenai hal-hal tersebut dan terus mengabdi kepada masyarakat.

“Semua, demi terciptanya masyarakat yang paham dan mengamalkan ajaran-ajaran agama yang benar. Kemudian, agar dapat memahami berbangsa dan bernegara dengan baik itu seperti apa,” jelas Nurhaida.

Peserta LKD Kader dari Kecamatan

Sedangkan, Ketua PC Fatayat NU Tapsel, Desi Wahyuni Jambak, menuturkan, para peserta LKD ini merupakan kader dari berbagai Kecamatan yang ada di Kabupaten tersebut.

LKD ini, sebutnya, sebagai tindaklanjut dari latihan kader lanjutan (LKL) dan TOT (training of trainer). Yang mana, para kader Pimpinan Cabang telah mengikutinya. Sehingga, bisa menjadi fasilitator atau pemateri.

“Dan fasilitator sudah kami undang dari alumni Pimpinan Cabang yang telah mengikuti LKL dua tahun lalu untuk meneruskan ilmunya melalui LKD ini,” papar Boru Jambak, sapaan karib wanita itu.

Adapun materi dalam LKD selama dua hari ini, lanjut Boru Jambak, yaitu mengenai tentang ke-aswaja-an, ke-fatayat-an, kepemimpinan, dan keadministrasian.

Fatayat NU Selesaikan Masalah Perempuan

Ia menjelaskan, Fatayat NU sebagai sebuah organisasi dari pusat hingga anak ranting, kegiatan-kegiatannya langsung bersentuhan ke masyarakat. Khususnya, membantu menyelesaikan masalah mengenai perempuan.

Dan kepengurusannya hadir untuk menjembatani permasalahan tersebut dari tingkat bawah hingga ke atas. Dan dari Kelurahan sampai tingkat Kabupaten/Kota. Ia melanjut, harapannya, akan semakin banyak kader Fatayat yang memiliki wawasan.

“Dan juga memiliki keterampilan dalam mengorganisir kegiatan. Baik dalam kegiatan di masyarakat maupun kegiatannya sendiri di Rumah,” pungkas Boru Jambak.

Sebagai informasi, untuk melanjutkan tugas ke Kabupaten Mandailing Natal (Madina), dalam kesempatan itu, Pengurus Wilayah Fatayat NU Sumut, Nurhaida Siregar mengembankan amanah ke Erlina Sari, MPd.

Di mana, Erlina Sari menjadi instruktur di LKD di Kabupaten Tapsel. Erlina Sari juga merupakan instruktur Nasional dan merupakan Ketua Fatayat NU Kota Padangsidimpuan.

Untuk fasilitator dari Kabupaten Tapsel 2 orang. Dan dari Padangsidimpuan, juga 2 dua orang antara lain, Desi Wahyuni Jambak, Adelinda Hutasuhut, Erlina Sari, dan Siti Amro Hasibuan.(Rel)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *