Example floating
Example floating
BeritaDaerahLifestyleSumutTapanuli Selatan

Gantikan Emas dengan Usaha Pasca Tambang, PTAR dan YDBA Bina Puluhan UMKM

82
×

Gantikan Emas dengan Usaha Pasca Tambang, PTAR dan YDBA Bina Puluhan UMKM

Sebarkan artikel ini
General Manager & Deputy Director Operations Agincourt Resources, Rahmat Lubis, perwakilan Pengurus YDBA Agung K Sampurno, serta Forkopimcam berfoto bersama puluhan pelaku UMKM binaan PTAR
Foto Bersama: General Manager & Deputy Director Operations Agincourt Resources, Rahmat Lubis, perwakilan Pengurus YDBA Agung K Sampurno, serta Forkopimcam berfoto bersama puluhan pelaku UMKM binaan PTAR. (Foto: M Reza Fahlefi)

PIONERNEWS.COM, TAPANULI SELATAN – Dengan masa operasional yang tersisa beberapa tahun lagi, PT Agincourt Resources (PTAR), pengelola Tambang Emas Martabe, mulai bergerak cepat menyiapkan masa depan masyarakat lingkar tambang.

Salah satu langkah strategis yang diambil perusahaan ini adalah dengan menggandeng Yayasan Astra-Yayasan Dharma Bhakti Astra (YDBA) untuk membina pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di lingkar tambang.

Program bertajuk Kick Off Project Pembinaan UMKM kolaborasi PTAR dengan YDBA pun diluncurkan di Sopo Daganak, Kecamatan Batang Toru, Kabupaten Tapanuli Selatan, Senin (09/06/2025), dengan melibatkan 30 pelaku UMKM lokal sebagai peserta awal.

Inisiatif ini menjadi tonggak awal untuk menciptakan ekosistem ekonomi baru yang mandiri, berkelanjutan, dan siap menghadapi transisi pasca tambang.

General Manager & Deputy Director Operations Agincourt Resources, Rahmat Lubis, mengungkapkan, UMKM merupakan pilar ekonomi Indonesia yang kontribusinya bahkan lebih besar dibanding perusahaan-perusahaan raksasa secara keseluruhan.

“UMKM adalah motor penggerak ekonomi terbesar di Indonesia. Karena itu, kami menjadikannya sebagai bagian penting dari strategi keberlanjutan jangka panjang kami dalam menerapkan prinsip bisnis dengan mempertimbangkan ESG (Environmental, Social, and Governance),” ujar Rahmat dalam sambutannya.

Saat ini, kata Rahmat, PTAR mempekerjakan sekitar 3.500 karyawan. Di mana, 1.000 karyawan berada langsung di bawah PTAR. Sedangkan, 2.500 lainnya berasal dari mitra kontraktor. Jika operasional tambang berhenti, maka potensi kehilangan pekerjaan para karyawan ini akan cukup besar.

“Melalui pembinaan UMKM ini, kami berharap dapat menciptakan lapangan kerja baru dan sumber penghidupan berkelanjutan bagi masyarakat sekitar tambang,” tambah Rahmat.

Melalui program pengembangan dan pemberdayaan masyarakat (PPM) ini, PTAR tak hanya menyiapkan masa depan yang lebih baik untuk para karyawan dan masyarakat lingkar tambang. Tapi juga berkomitmen meninggalkan warisan sosial yang kuat dan berkelanjutan.

“Harapan kami, pembinaan ini tidak hanya memberi manfaat bagi pelaku UMKM, tapi juga seluruh masyarakat di sekitar lingkar tambang. Ekonomi harus tetap hidup, bahkan setelah tambang berhenti beroperasi,” tutup Rahmat.

Sementara itu, Agung K Sampurno, perwakilan Pengurus YDBA, menyampaikan bahwa, sejak didirikan oleh PT Astra International Tbk pada tahun 1980, YDBA konsisten membina UMKM agar menjadi pengusaha yang profesional dan berdaya saing tinggi.

Ia percaya bahwa solusi nyata ketahanan ekonomi bangsa adalah melalui UMKM. Melalui pendampingan manajemen, peningkatan kualitas produk, akses pasar, hingga pelatihan keuangan, pihaknya ingin UMKM di sekitar lingkar tambang bisa mandiri dan mampu menyerap lebih banyak tenaga kerja.

“Dengan kolaborasi lintas sektor seperti yang dilakukan bersama PTAR ini, UMKM lokal dapat tumbuh lebih cepat dan berkelanjutan,” tuturnya.

Dukungan terhadap program ini juga datang dari Pemerintah Kabupaten Tapanuli Selatan. Kepala Dinas Perdagangan dan Koperasi UKM Tapanuli Selatan, Novita Sari Wahyuni, menyatakan bahwa, kolaborasi ini sejalan dengan prioritas daerah dalam menciptakan ekonomi kerakyatan yang kuat.

“Kami mengapresiasi sinergi antara PTAR dan YDBA. Ini bukan hanya soal pembinaan usaha, tapi juga menciptakan sistem ekonomi baru yang siap menggantikan peran tambang,” ujar Novita.

Ia juga menyoroti pentingnya Koperasi Merah Putih sebagai wadah kolektif UMKM untuk mengakses permodalan, meningkatkan daya tawar pasar, dan memperkuat struktur kelembagaan ekonomi rakyat.

“Koperasi Merah Putih harus menjadi tulang punggung ekonomi lokal. Pemerintah siap mendukung dari sisi regulasi, pelatihan, hingga akses jaringan,” pungkasnya.

Cerita Rukiyah: Dari Rumah Kecil di Desa, Menuju Harapan Besar

Salah satu pelaku UMKM binaan PTAR yang hadir dalam kegiatan ini adalah, Rukiyah Galingging. Ibu dua anak asal Desa Muara Huta Raja, Kecamatan Muara Batang Toru, Kabupaten Tapanuli Selatan ini, mengelola usaha R2Cake, yang memproduksi pastry dan bakery dari dapur Rumahnya.

“Saya baru mulai usaha ini sejak Agustus 2024 dan omzetnya masih sekitar Rp1 juta sebulan. Sekarang masih dibantu orang tua saja, belum punya pekerja,” ungkap Rukiyah.

Berkat program pembinaan PTAR, ibu muda berusia 30 tahun itu kini mendapat pelatihan dan bantuan alat produksi berupa mixer, yang sangat membantunya meningkatkan kapasitas produksi. Namun, ia masih menghadapi tantangan besar, terutama soal bahan baku berkualitas yang sulit ditemukan di Desanya.

“Saya harus ke Batang Toru untuk beli tepung yang bagus. Jaraknya jauh dan jalanannya belum bagus, jadi makin susah. Tapi saya tetap semangat,” sebutnya.

Rukiyah berharap ke depan PTAR terus mendampingi paea pelaku UMKM seperti dirinya agar bisa berkembang dan mempekerjakan warga sekitar. Ia ingin usaha ini bukan cuma untuknya dan keluarga saja. Tapi juga bisa membantu tetangga dengan ikut bekerja bersamanya sebagai karyawan.

“Kalau bisa punya toko atau dapur produksi sendiri nanti, itu mimpi saya,” katanya penuh harap.

Turut hadir dalam kegiatan itu antara lain, Senior Manager Community Agincourt Resources Christine Pepah, Kepala Dinas Perindustrian Tapanuli Selatan Zulfahmi, Camat Batang Toru Mara Tinggi, Danramil 01/Batang Toru Kapten Inf H Sirait, beserta tamu undangan lainnya.(Reza FH)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *