Hal tersebut di katakan Roman saat melihat dan mewawancarai langsung kondisi remaja berinisial F (13) atas pembacokan terhadap teman sekolahnya. Kejadian tersebut terjadi pada Sabtu (26/11/22) lalu.
“Apa yang di lakukan oleh anak-anak kita tentunya tidak lepas dari pengawasan oleh orang tua,” ujar Kapolres Asahan.
Memang selama pandemi covid 19 ini cenderung anak-anak kita belajar dari rumah dengan menggunakan gadget ataupun HP, kata Kapolres.
“Sekarang bagaimana caranya merubah pola dari pembelajaran yang selama ini menggunakan gadget di ganti kegiatan positif dengan memperhatikan aktivitas mereka juga,” lanjut Kapolres Asahan, Senin (28/11/2022).
Terhadap kasus penganiayaan yang di lakukan pelajar SMP tersebut, Kapolres juga menyesali kenapa hal itu bisa terjadi karena persoalan sepele. Belakangan juga marak terjadi aksi kekerasan lainnya oleh pelajar seperti tawuran dan aksi geng motor.
“Ini harus menjadi perhatian kita semua terutama orang tua, pendidikan tidak cukup dari sekolah namun terlebih penting itu pendidikan karakter datangnya dari rumah. Saya turut prihatin kenapa hal ini bisa terjadi,” katanya.
Sebelumnya di informasikan telah terjadi peristiwa penganiayaan yang di alami oleh seorang siswi SMP di kecamatan Teluk Dalam Kabupaten Asahan.
Peristiwa pembacokan tersebut di lakukan tanpa di rencanakan. Saat itu, pelaku berpapasan dengan korban saat mengendarai sepeda motor langsung mengambil parang yang kebetulan ada di sekitar lokasi lalu membacok korban beberapa kali dan harus mendapatkan perawatan di rumah sakit.
“Pelaku karena di bawah umur tetap kita proses, namun tetap dilakukan diversi dahulu, sebagaimana dalam UU peradilan pidana anak” katanya.
Tidak ada komentar